Sarjana Unggul Membangun Peradaban
PALEMBANG - Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang kembali mewisuda mahasiswa angkatan ke-84 di Gedung Akademik Center (AC) UIN Raden Fatah Palembang, kemarin (18/3). Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof Dr Nyayu Khodijah SAg MSi mengatakan peserta wisuda ada sebanyak 1.200 mahasiswa, terdiri dari lulusan S1 1.168 orang, S2 24 orang, dan S3 8 orang.
"Tema kita kali ini, Sarjana Unggul untuk Membangun Peradaban Indonesia. Tema ini merefleksikan tekad dan keinginan kita bersama menjadikan para alumni UIN Raden Fatah Palembang sebagai sumber inspirasi dalam pembangunan masyarakat dan bangsa Indonesia yang terus maju, dengan tingkat peradaban yang tinggi," ujarnya di sela-sela acara.
Dia melanjutnya, di era Revolusi Industri 4.0 dan Perkembangan Masyarakat 5.0, waktu begitu cepat dan perkembangan zaman begitu pesat mengalami perubahan. Pesatnya perkembangan iptek begitu nyata dirasakan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menjadi bukti dari transformasi zaman.
BACA JUGA : Koleksi Ratusan Trofi Mewarnai"Sudah seharusnya kita mampu mengimbangi, menyesuaikan diri, dan berdaya saing terhadap realita yang ada. Itu semua menjadi sebuah tantangan bagi seluruh anak bangsa khususnya para akademisi atau sarjanawan muslim sebagai kaum yang terdidik," ucapnya. Ia mengatakan, dampak perkembangan iptek telah mengubah tatanan kehidupan, baik bernilai positif maupun negatif.
"Dampak positifnya memberi kemudahan dan meringankan beban pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari lewat berbagai karya inovasi seperti sarana transportasi, komunikasi, dan sebagainya,"sebutnya.
Seluruh akses kehidupan manusia sudah tersistem dengan digitalisasi atau komputerisasi. Misalnya adanya transportasi online, belanja online, komunikasi langsung di dunia maya melalui berbagai aplikasi dan media sosial.
"Tapi pesatnya perkembangan IT juga memberikan berbagai dampak negatif dalam berbagai aspek kehidupan manusia seperti agama, pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, politik karena penyalahgunaannya," ucapnya. Penyalahgunaan media sosial mengikis akhlak manusia, baik golongan anak-anak hingga dewasa. Tidak sedikit aksi pornografi disebarluaskan melalui media sosial. Media sosial juga disalahgunakan untuk menebar hoax, ujaran kebencian, yang menimbulkan perpecahan.
Untuk menangkal itu, para alumni harus mampu mengoperasikan teknologi. Sebagai kaum akademisi yang lahir dari perguruan tinggi Islam tentu harus mampu beradaptasi dengan perkembagan iptek dan mampu berkompetisi di level nasional maupun global. “Hanya dengan semangat berkompetisi sebagai sebuah upaya untuk menjadi insan akademis yang unggul dan kompetitif di era ini," sebutnya. Sarjana unggul untuk membangun peradaban Indonesia.
Terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan para alumni untuk menjadi sarjana muslim yang unggul dan membangun peradaban Indonesia. Pertama mengoptimalkan kecerdasan intelektual. "Alumni harus memiliki paradigma integratif yang menjadikan Islam sebagai agama yang tidak hanya berkaitan dengan teologis, religiusitas, dan spiritual saja, tetapi juga menjadikan Islam sebagai sumber pengetahuan dari berbagai aspek keilmuan,” tuturnya.
Kedua para alumni harus memiliki kreativitas dan inovasi. Selanjutnya memiliki kemampuan intelektual, kreativitas, dan inovasi. Sebagai sarjana muslim, para alumni harus menjadi marcusuar kearifan di tengah globalisasi. Para alumni harus senantiasa menginterasikan nilai-nilai keislaman dan kearifan budaya dalam setiap aspek kehidupan. Dalam kesempatan yang sama juga diisi orasi ilmiah oleh Staf Ahli Menteri Agama RI Bidang Hukum dan HAM, Prof Dr H Abu Rohmat MAg. (nni/fad/)