https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Konstruksi Tanggul dan Tembok Penahan Menginspirasi Nama Jalan Tembok Baru di Palembang

Lorong Tembok Baru di 9/10 Ulu, Palembang, menyimpan sejarah tradisi dan dinamika sosial masyarakat pesisir Sungai Musi, yang sebelumnya dikenal sebagai "Sungai Tembok Baru. Foto:Dudun/Sumateraekspres.id--

Pada pertengahan abad ke-20, pemerintah setempat mulai melakukan revitalisasi kawasan ini, mengubah jalur sungai yang menyempit menjadi lorong pejalan kaki.

BACA JUGA:Kisah Menarik Sungai Jeruju, Ketika Alam dan Sejarah Berpadu, Abadi Menjadi Nama Lorong di Palembang!

BACA JUGA:Kecil Tapi Punya Sejarah Besar, Sungai Ketandan Ternyata jadi Saksi Bisu Peradaban Palembang

Upaya ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan yang terbuang akibat pendangkalan sekaligus meningkatkan aksesibilitas bagi warga.

Kini, Lorong Tembok Baru menjadi pusat interaksi sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Berbagai warung dan usaha berdiri di sepanjang lorong, menjadikannya sebagai tempat vital dalam kehidupan sehari-hari.

Lorong ini bukan hanya infrastruktur, tetapi juga simbol budaya Palembang, di mana tradisi gotong royong dan perayaan hari besar masih dilestarikan.

Namun, dengan perkembangan kota, Lorong Tembok Baru menghadapi tantangan lingkungan dan modernisasi yang sering kali mengabaikan nilai-nilai sejarahnya.

Upaya pelestarian kini menjadi fokus perhatian baik dari pemerintah kota maupun masyarakat lokal untuk menjaga warisan budaya dan sejarah yang melekat di kawasan ini.

BACA JUGA:Sungai Rengas di Wilayah Ulu Palembang Kian Mengecil dan Tumbuh Banyak Pemukiman

BACA JUGA:Populasi Ikan di Sungai Menurun, Carikan Solusi Berkelanjutan

Lorong Tembok Baru merupakan contoh nyata bagaimana masyarakat Palembang beradaptasi sambil menjaga tradisi di tengah perubahan zaman.

Ia menjadi saksi bisu perkembangan kota sekaligus lambang kehidupan yang terhubung erat dengan sejarah panjang Palembang di tepian Sungai Musi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan