Kapan Menggunakan Kalimat "Innalillahi wa inna ilaihi raji’un"? Simak Penjelasan Para Ulama

Reporter: Nanda |

Editor: Irwansyah |

Minggu , 27 Oct 2024 - 14:40

Kapan mengucapkan "Innalillahi wa inna ilaihi raji’un"? Ucapan ini, yang berarti “Kami adalah milik Allah,” lebih luas dari sekadar duka. Simak penjelasan ulama tentang makna dan penggunaannya Foto:Freepik/Sumateraekspres.id--

SUMATERAEKSPRES.ID – Ucapan “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un” (إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ) yang berarti “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali” sering kita dengar dalam konteks musibah atau kesedihan.

Namun, penggunaan kalimat ini ternyata lebih luas dari sekadar situasi duka.

Menurut Al-Quran, kalimat ini diambil dari Surah Al-Baqarah ayat 156.

Meskipun sering diucapkan saat mendengar kabar kematian, kalimat ini juga relevan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, seperti bencana atau kesulitan lainnya.

Dengan mengucapkannya, seorang Muslim mengingatkan diri bahwa segala yang terjadi adalah kehendak Allah dan bahwa setiap makhluk akan kembali kepada-Nya.

Berbagai ulama sepakat bahwa ungkapan ini merupakan pengingat akan ketergantungan kita kepada Tuhan.

Syekh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan bahwa ucapan tersebut mencerminkan kesabaran dan penerimaan terhadap takdir Allah.

Menurutnya, ketika kita mengucapkannya, kita menunjukkan ketundukan terhadap segala bentuk kehilangan atau kesulitan yang dialami.

Ustadz Adi Hidayat juga menekankan pentingnya penggunaan kalimat ini dalam situasi lain, tidak hanya saat mendengar berita duka.

Ia menambahkan bahwa ungkapan ini bisa diucapkan ketika seseorang menerima tanggung jawab baru, sebagai bentuk penyerahan amanah kepada bimbingan Allah.

kapan menggunakan kalimat "innalillahi wa inna ilaihi raji’un"? simak penjelasan para ulama                            sumateraekspres.id – ucapan “innalillahi wa inna ilaihi raji’un” (إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ) yang berarti “sesungguhnya kami adalah milik allah dan kepada-nya kami akan kembali” sering kita dengar dalam konteks musibah atau kesedihan.
namun, penggunaan kalimat ini ternyata lebih luas dari sekadar situasi duka.
menurut al-quran, kalimat ini diambil dari surah al-baqarah ayat 156.
meskipun sering diucapkan saat mendengar kabar kematian, kalimat ini juga relevan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, seperti bencana atau kesulitan lainnya.
baca juga:mengenal suku anak dalam:, kehidupan dan tantangan di pedalaman sumatera
baca juga:serbu sebelum hangus kode redeem honor of kings terbaru 27 oktober 2024
dengan mengucapkannya, seorang muslim mengingatkan diri bahwa segala yang terjadi adalah kehendak allah dan bahwa setiap makhluk akan kembali kepada-nya.
berbagai ulama sepakat bahwa ungkapan ini merupakan pengingat akan ketergantungan kita kepada tuhan.
syekh wahbah az-zuhaili menjelaskan bahwa ucapan tersebut mencerminkan kesabaran dan penerimaan terhadap takdir allah.
menurutnya, ketika kita mengucapkannya, kita menunjukkan ketundukan terhadap segala bentuk kehilangan atau kesulitan yang dialami.
baca juga:pengumuman ukpppg selasa 12 november, inilah 2 poin penting penentu kelulusan
baca juga:retret, upaya diri menemukan ketenangan jiwa dan spiritualitas
ustadz adi hidayat juga menekankan pentingnya penggunaan kalimat ini dalam situasi lain, tidak hanya saat mendengar berita duka.
ia menambahkan bahwa ungkapan ini bisa diucapkan ketika seseorang menerima tanggung jawab baru, sebagai bentuk penyerahan amanah kepada bimbingan allah.
“dengan ini, keputusan yang diambil selama menjalankan tugas tersebut diharapkan diridhai oleh allah,” ujarnya.
hal senada disampaikan oleh ustadz abdul somad. ia menegaskan bahwa kalimat ini berfungsi sebagai pengingat bahwa setiap peristiwa dalam hidup adalah bagian dari kehendak allah.
baca juga:bsi luncurkan wirausaha muda unggulan di aceh
baca juga:prakiraan cuaca bmkg senin 28 oktober 2024, sumatera selatan akan mengalami hujan petir dan angin kencang
kesabaran dan ketundukan kepada takdir sangat penting saat menghadapi cobaan.
“mengucapkan ‘innalillahi wa inna ilaihi raji’un’ menunjukkan penerimaan terhadap segala ketentuan-nya,” pungkasnya.
dengan demikian, kalimat ini bukan hanya ungkapan ketika berduka, tetapi juga sebagai pengingat akan kesabaran dan kepasrahan dalam menghadapi setiap ujian hidup.