https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Produksi Beras 1,63 Juta Ton, Klaim Bencana Alam tak Pengaruhi Produksi

--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sepanjang periode Januari−September 2024, produksi padi di Provinsi Sumatera Selatan diperkirakan mencapai 2.509,86 ribu ton gabah kering giling (GKG). Angka ini mengalami penurunan sekitar 44.867,95 ton GKG atau 1,76 persen dibanding periode sama tahun lalu dimana produksi tembus 2.554,73 ribu ton GKG.  

Namun demikian, berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil Survei KSA September 2024, potensi produksi padi sepanjang Oktober−Desember 2024 sebesar 332,70 ribu ton sehingga secara akumulasi produksi akan tetap naik tahun ini. Kepala BPS Sumsel, Muhammad Wahyu Yulianto menyampaikan produksi padi di Sumsel kurang lebih di angka 2,842 juta ton per tahun.  

Jumlah ini naik 0,35 persen atau secara absolut ada kenaikan produksi padi sebanyak 9,79 ribu ton dalam bentuk gabah kering giling (GKG). “Apabila dikonversi dalam beras, maka produksi beras Sumsel mencapai 1,632 juta ton atau mengalami penambahan produksi dari tahun 2023 sebanyak 6,2 ribu ton,” sampainya, Selasa (15/10). 

Diterangkan, walaupun tahun 2024 ada bencana alam seperti banjir, serangan hama dan kemarau, tetapi upaya konsisten Pemda dalam peningkatan produksi berupa bantuan berupa bibit, pupuk, hingga mesin olahan mampu meningkatkan produksi di tingkat petani. Terkait daerah sentra produksi, tertinggi OKI, Banyuasin, dan OKU Timur. "Sejalan dengan luas baku terluas yang ada di Banyuasin, OKI, dan OKU Timur," katanya. 

BACA JUGA:Lagi, 38.279 Warga Miskin Terima Bantuan Beras

BACA JUGA:Bahas Program Beras untuk ASN Palembang, Pj Wali Kota Minta Harga Terjangkau

Peningkatan produksi beras di Sumsel, menurutnya, bisa dilakukan bukan hanya berupa bantuan bibit dan pupuk saja, juga perluasan areal tanam akan sangat membantu peningkatan produksi padi atau beras di Sumsel. "Adanya program perluasan lahan baku sawah atau pemanfaatan lahan rawa menjadi sawah akan membantu meningkatkan produksi padi di Sumsel," ujarnya. 

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumsel, Bambang Pramono menjelaskan dalam upaya peningkatan produksi, pemerintah melalui Kementerian Pertanian tahun ini setidaknya menggelar 3 program utama. Yaitu mengoptimalkan lahan, pompanisasi, dan tumpang sisil. "Didukung program konsisten selama empat tahun sejak 2021-2024 APBD kita men-support bantuan bibit atau benih padi, pupuk, dan pestisida," tambahnya. 

Dimana lahan-lahan yang produktivitas-nya hanya 4-5 ton perhektar ditingkatkan hingga 7 ton. Ini dominan paling luas yang ada di Sumsel, dimana lahan yang masih margin atau rendah produksinya ini diidentifikasi ada di OKI dan Banyuasin. Maka bantuan secara konsisten selama 4 tahun ini yang menyebabkan produksi dan meningkat. 

BACA JUGA:Tambah Produksi Beras 1 Juta Ton

BACA JUGA:Mengenal Berbagai Jenis Keris Nusantara Berasal Dari Pusaka Tua hingga Senjata Fungsional

"Program ini memang kita siasati karena melihat fenomena tahun 2023, ada El Nino sehingga menyebabkan MT2 kita April-September mengalami penurunan luas panen," jelasnya. Kemudian ada pergeseran jadwal tanam yang mundur 2-3 bulan akibat tingginya genangan, karena dominasi lahan Sumsel yang lebak, yang mestinya tanam di April, Mei, Juni. "Namun tahun ini mulai di Juni, Juli, Agustus sehingga data BPS di MT2 kita dibanding tahun lalu mengalami penurunan, tetapi bisa diakumulasi di supron ketiga," ujarnya. 

Secara luas panen meningkat, tetapi selama 3 bulan ini Sumsel bisa tetap mengoptimalkan dengan mengawal KSA melihat luas panen. "Mudah-mudahan produktivitas minimal sama dengan tahun lalu, bahkan meningkat lebih dari 5,6 persen per ha sehingga produksi akan lebih baik," pungkasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan