https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Darurat, Candu Judi Slot, Sampai ke Desa-Desa

JUDI ONLINE: Roni mengakses salah satu situs judi online melalui smartphone. Tren judol ini sudah ramai sejak 2019 silam. -foto: rendi/sumeks-

SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Di gubuk pinggir Jalinsum Baturaja-Muara Enim, beberapa remaja dan orang dewasa salah satu desa biasa berkumpul setiap malam hingga waktu subuh. Layaknya mabar (main bareng), mereka kompak memainkan smartphone genggam. Bukan menonton film atau streaming media sosial (medsos), melainkan judi online (judol).  

Mereka main slot sendiri-sendiri. Taruhannya uang, pakai rekening bank untuk depo (deposit) seperti Roni (23), warga dusun setempat. Ia sempat kecanduan judi slot dan kalah puluhan juta. “Banyak anak muda di dusun kami, sudah tamat sekolah, sekira umur 20-40 tahun main judi online. Dari 2019 silam, kena pengaruh teman atau tergiur iklan slot gacor di medsos. Saya pun awalnya begitu,” ujarnya, Jumat (4/10).

Semula yang ramai, penjudi online memainkan Higgs Domino. Aplikasi game judol ini dulunya bisa di-download di playstore atau app store. Tapi setelah diblokir Kominfo tahun 2023, pelaku judi online pindah ke judi slot. “Banyak jenisnya yang sering kami mainkan, misalnya Mahjong Slot, Sweet Bonanza, Wild Bounty, Great Rhino. Sebenarnya judi slot sudah ada cukup lama, hanya saja belum sepopuler Higgs Domino kala itu,” terangnya. 

Roni mengaku awal-awal bermain judol bagi player pemula pasti selalu menang. “Kita itu melawan mesin slot, bukan melawan orang. Tapi mesin diatur bandar judol. Saya pertama kali berjudi selalu dimenangkan, teman saya seluruhnya gitu. Menang dulu, setelah kecanduan baru dikalahkan,” ceritanya.

BACA JUGA:Miris! Judi Slot Jadi Biang Kerok Perceraian di OKU Timur, Ratusan Pasangan Putuskan Berpisah

BACA JUGA:Curi Motor dan Uang Rp3 Juta dalam Alquran, Habis untuk Judi Slot, 2 Bersaudara Diciduk Tim Macan Linggau

Pertama bermain, depo Rp50 ribu. Sekali spin (putar) taruhan Rp10 ribu, lalu menang menjadi Rp350 ribu. “Main lagi depo Rp100 ribu, menang dapat Rp500 ribu, dan seterusnya. Karena selalu menang, saya naikkan depo Rp1 juta, masih menang lagi. Depo Rp10 juta, akhirnya kalah,” kata Roni. Lantaran penasaran, ia depo kembali Rp25 juta. 

“Sebenarnya setelah main judol saya ‘bangkrut’, tapi waktu itu optimis tetap menang. Saya menjual mobil Panther seharga Rp25 juta dan depo kembali senilai itu. Ternyata kalah. Setelah itu saya tekadkan berhenti main judol, untung tidak stres dan gila,” beber pria yang berprofesi satpam ini. Nyarisnya, masih banyak temannya kecanduan judol meski sudah rungkad. “Mereka begadang sampai subuh. Saya lihat mereka mengebu-gebu ‘mengejar kemenangan’,” tuturnya. 

Berdasarkan data KBRI Phnom Penh, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI melaporkan per Maret 2024 ada sebanyak 73.724 WNI punya izin tinggal di Kamboja, sementara yang aktif melaporkan keberadaannya 17.121 WNI. Dari jumlah itu, ditaksir sekitar 60 persen WNI bekerja di bisnis judi online, sisanya sektor lain. Ironisnya, sejumlah perusahaan judi diduga milik WNI yang berinvestasi di sana mengingat Kamboja melegalkan perjudian. Lokasi markas pengendali judol, salah satunya berada di Kompong Dewa, Kota Sihanoukville. Ada pula di Kota Bavet, Poipet, dan Chrey Thom. 

Camat Semidang Aji, Dicky Tirta Hadi, mengakui dampak judol sangat luar biasa bagi warga desa. “Kekalahan judi offline (konvensional) masih terukur, judi online tidak terasa tahu-tahu habis ratusan juta. Akibatnya banyak penjudi menjual barang, berhutang ke sana sini, bahkan mencuri,” ungkapnya. 

BACA JUGA:Uang Hasil Bobol Warung Habis Beli Iphone 12 dan Judi Slot, Pemuda di OKU Timur Ditangkap Polsek Belitang III

BACA JUGA:Kecanduan Judi Slot, Nekat Mencuri saat Lebaran.

Selama ini, unsur Tripika meliputi Pemerintah Kecamatan, Polsek, Danramil selalu mengedukasi, mengimbau, memperingatkan masyarakat saat penyuluhan, pelatihan, sosialisasi agar tidak berjudi online. “Sejak tahun lalu kami layangkan surat edaran resmi ke desa-desa untuk ‘me-warning’ gejala-gejala judol,” lanjutnya. 

Kapolres OKU, AKBP Imam Zamroni menyampaikan penindakan sulit mengingat bandar judol dan server-nya berada di luar negeri (LN). Judol berbeda dengan togel atau judi bola sebelumnya, walaupun server-nya di LN (Hongkong, Singapura), masih ada pengepul (agen) yang mengumpulkan uang taruhan dari pembeli nomor togel. Dengan begitu pihaknya dapat memutus rantai perjudian dengan menangkap pengepul. “Kita tak bisa melakukan penindakan hukum ke bandar judi karena lintas negara. Perlu kerjasama berbagai pihak dan stakeholder terkait memberantas fenomena ini,” tegas Imam. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan