Musim Peralihan Sudah Menimbulkan Dampak di Muratara dan Lahat, Debit Air Sungai Meningkat Signifikan
PERINGATAN : Satlantas Polres Lahat dan Dishub Kabupaten Muratara, memasang tanda peringatan di sekitar separuh badan jalan yang longsor ke Sungai Rawas, penghubung Desa Mandi Angin dengan Desa Aringin. -FOTO: IST -
SUMATERAEKSPRES.ID - CIRI khas dari musim peralihan berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang sering disertai angin kencang, mulai berdampak di beberapa wilayah di Sumsel. Seperti debit air Sungai Rawas yang meningkat signifikan, membuat longsor separuh badan jalan di daerah Muratara.
Terjangan arus deras air itu, membuat terbis dan longsor separuh badan jalan penghubung antara Desa Mandi Angin di Kecamatan Rawas Ilir, dengan Desa Aringin di Kecamatan Karang Dapo. Badan jalan longsor ke dalam Sungai Rawas.
Mengakibatkan kendaraan roda dua (R2) apalagi roda empat (R4), harus ekstra berhati-hati ketika akan melintas. Jika selip sedikit saja dan longsor meluas, kendaraan dapat terjun bebas ke Sungai Rawas.
Terkait peristiwa itu, Satlantas Polres Muratara bersama Dinas Perhubungan Muratara dan instansi terkait, sudah memasang spanduk peringatan di lokasi rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan pengguna jalan.
BACA JUGA:Terbongkar! Rahasia Nama Jalan Sungai Sahang Palembang, Punya Cerita Legendaris yang Bikin Merinding
BACA JUGA:Redam Potensi Konflik, Langsung Mediasi, Warga Sungai Sodong dan Pagar Dewa
Kasat Lantas Polres Muratara AKP Gunawan S bersama Kabid DLLAJ Kabupaten Muratara Hendri Azhari, telah melakukan pengecekan bersama instansi terkait. Didapati kondisi jalan yang amblas sepanjang lebih kurang 50 meter. “Tinggal separuh jalan,” ujar Gunawan.
Selain melakukan pemasangan spanduk peringatan, pihaknya juga melakukan rekayasa lalu lintas dengan sistem buka-tutup arus di titik longsor. “Karena hanya satu lajur yang dapat dilalui. Ini dilakukan untuk menjaga kelancaran lalu lintas sekaligus mengurangi risiko kecelakaan,” ulasnya.
Hasil patroli menunjukkan bahwa kondisi jalan di sekitar area longsor memerlukan perhatian lebih lanjut. Koordinasi antara Satlantas dan Dishub Muratara akan terus ditingkatkan, guna menyusun rencana perbaikan dan pengalihan arus lalu lintas yang lebih permanen demi keselamatan pengguna jalan.
Sementara di wilayah Kabupaten Lahat, curah hujan yang cukup tinggi membuat meluapnya debit air Sungai Manna di Desa Genting, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi. Bahkan telah menimbulkan korban jiwa.
BACA JUGA:Degradasi Hutan Sungai Manna Picu Banjir Bandang, Infrastruktur dan Kehidupan Warga Terancam
BACA JUGA:Ditimbun di Zaman Belanda 1930-An, Sungai Kapuran Tinggal Kenangan, Diabadikan jadi Nama Lorong
Heri Supriyanto (45), yang sedang istirahat di tepi Sungai Manna, terseret arus dan hilang tenggelam. Dia warga asal Desa Kemelak, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten OKU, yang bersama rekan-rekannya sedang ada pekerjaan membangun rumah di kawasan tersebut.
Melihat Heri hanyut, kelima temannya langsung meminta pertolongan warga sekitar dan menghubungi tim SAR gabungan yang langsung melakukan upaya pencarian terhadap Heri. Diketahui, selain Tanjung Sakti area, kecamatan Kikim area dan Jarai area, juga berpotensi bencana hidrologi.