G30S PKI, Kudeta Berdarah yang Mengguncang Serta Mengubah Arah Sejarah Indonesia
G30S PKI merupakan Gerakan Berdarah untuk Menggulingkan Pemerintahan Soekarno. Tugu G30S PKI, Monumen Peringatan Tragedi Kelam Sejarah Bangsa. Foto:Ist/Sumateraekspres.id--
Gerakan ini menyasar para perwira tinggi TNI Angkatan Darat. Pada dini hari 1 Oktober 1965, enam jenderal Angkatan Darat menjadi korban penculikan.
Tiga di antaranya tewas di rumah mereka, sementara sisanya dibawa ke Lubang Buaya, sebuah lokasi di pinggiran Jakarta, di mana mereka kemudian dieksekusi.
Para korban tersebut adalah Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.
BACA JUGA:Jangan Main-main, Salah Pakai e-Toll Bisa Bikin Kantong Jebol!
Selain keenam jenderal tersebut, Lettu Pierre Andreas Tendean, ajudan dari Jenderal AH Nasution, juga menjadi korban dalam peristiwa ini.
Jenderal AH Nasution, yang sebenarnya merupakan target utama, berhasil melarikan diri, tetapi putrinya, Ade Irma Nasution, tewas akibat tertembak dalam insiden tersebut.
Tujuan G30S PKI
Tujuan utama G30S PKI adalah menggulingkan pemerintahan Soekarno dan mendirikan pemerintahan baru yang berideologi komunis.
PKI di bawah pimpinan DN Aidit berusaha menguasai TNI Angkatan Darat, yang dianggap sebagai hambatan utama bagi cita-cita mereka.
BACA JUGA:Resmikan Smelter PT Amman Mineral, Jokowi Dukung Peningkatan Sektor Pertambangan
BACA JUGA:Tren Positif Likuiditas, Uang Sempit M1 Naik 7% di Agustus 2024
Para pemimpin gerakan berusaha menghilangkan pengaruh militer dan memuluskan rencana mereka untuk mengubah Indonesia menjadi negara komunis.
Namun, gerakan ini akhirnya gagal ketika Mayor Jenderal Soeharto, Panglima Kostrad saat itu, berhasil mengambil alih kendali dan memulihkan situasi.
Dampak dan Penghargaan bagi Para Pahlawan