Kemendes Dorong Kades Kerja Sama Perguruan Tinggi
Dr H Rosyid Althaf MSi MP, Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemendes PDTT-FOTO: IST-
JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID – Dalam meningkatkan produktivitas pertanian, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mendorong kepala desa untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemendes PDTT, Dr H Rosyid Althaf MSi MP saat mengunjungi pusat riset milik Universitas Agrikultur China di Desa Xi Fan Ge Zhuang, Beijing, Minggu (22/).
Dikatakannya, kerja sama antara desa dan perguruan tinggi telah membuahkan hasil di berbagai desa di China, salah satunya Desa Xi Fan Ge Zhuang, Beijing.
"Ini temuan untuk Bapak Kades, jadi harus membangun peran, hubungan, komunikasi, dan kerja sama dengan perguruan tinggi itu pentingnya di situ," kata Doktor Pendidikan Alumni Unesa Surabaya.
BACA JUGA:Sinergi DPR RI dan Kemendes PDTT Perjuangkan Kenaikan Anggaran Rp4,3 Triliun di 2025
BACA JUGA:Majukan Kawasan Transmigrasi, Raih Penghargaan Kemendes PDTT RI
"Kami di sini mengabdi tanpa mendapatkan imbalan. Kami memang bekerja untuk para warga desa dengan gratis," kata Ling, salah satu mahasiswi yang bertugas di pusat riset itu.
Ling menjelaskan, selama 3 tahun menempuh pendidikan S2, mahasiswa Universitas Agrikultur China diwajibkan untuk menghabiskan 1,5 tahun untuk tinggal di pusat-pusat riset yang tersebar di desa-desa sebagai pengabdian.
Pusat Riset di Desa Xi Fan Ge Zhuang, misalnya, membantu masyarakat desa untuk mengoptimalkan produksi tani, termasuk pemilihan benih, pupuk, hingga penggunaan teknologi pertanian.
"Kalau kualitas hasil panennya naik, harga jualnya naik, semua pendapatannya untuk masyarakat desa," kata Ling. Menurut Rosyid, kerja sama antara kampus dan desa itu bisa ditiru di Indonesia.
BACA JUGA:Kabar Gembira, Kemendes PDTT Buka Beasiswa PPSBKT 2024, Simak Syarat Umum dan Khususnya!
BACA JUGA:Kemendes PDTT Gelar Lomba SDGs Desa. Para Kades, Ayo Bersiap!
Ia mencontohkan, sudah ada beberapa pusat penelitian milik perguruan tinggi yang bekerja sama dengan beberapa desa di Indonesia. "Ternyata di sini juga seperti itu, sebetulnya semua ini kan sederhana. Tinggal fokus apa tidak," kata Rosyid.
Adapun kunjungan ini digelar dalam rangka kegiatan benchmarking yang diikuti oleh 12 kepala desa dari berbagai daerah di Indonesia. Para kepala desa akan berada di China sepanjang 18-28 September 2024 untuk mempelajari pengelolaan dan pembangunan desa-desa di China. (*)