https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Gadai SK hingga Pakai Uang Umrah

*Sebut Tersangka Bohong, Ada Setoran Rp700 Juta

BATURAJA - Ratusan korban arisan lelang fiktif mendatangi Mapolres OKU, kemarin (13/3). Sejak pagi mereka sudah menunggu untuk bisa melihat dari dekat tersangka yang telah membawa kabur uang mereka, Dian Rizki Purnama Sari dan suaminya, Roni Berliyana. Suasana Polres bak pasar.

Sebagian besar yang datang itu adalah ibu-ibu. Ada yang datang membawa anak-anak mereka. Awalnya, para korban berkumpul di halaman belakang polres. Ada yang tegak dan sebagian lain memilih duduk santai. Ketika ungkap kasus akan dimulai para korban arisan bergerak ke depan gedung sambil meneriakkan nama Dian, sang bandar arisan yang sempat kabur ke Jawa dan tertangkap di OKU Timur. BACA JUGA : Usai Tolak Kasasi Alex Noerdin, MA Juga Tolak Permohonan Mantan Bos PDPDE BACA JUGA : Keren, Aktor Indonesia Ikut Bermain di Film Shazam! Fury of the Gods 

Teriakan-teriakan itu sudah terdengar sejak Dian dan suaminya, Roni keluar dari ruang tahanan. Para korban berusaha mendekat ke lokasi ekspose kasus. Tapi puluhan petugas membatasi mereka dengan membentuk pagar betis. Khawatir para korban yang marah melakukan hal yang tidak diinginkan terhadap tersangka Dian dan suaminya.

BACA JUGA : Sering Makan Banyak Korban, Begini Ciri Jebakan Arisan Bodong yang Wajib Dipahami

Karena kesal, para korban pun melampiaskan unek-unek mereka dengan meneriaki tersangka. ‘Dian, i love you full’, ‘Dian… Suling Bambu…’. Selain untuk melihat wajah tersangka dan suaminya, para korban juga ingin memastikan nasib uang yang sudah mereka setorkan kepada Dian. BACA JUGA : Indikasi Pencucian Uang, PPATK Serahkan 160 Dokumen ke Kemenkeu BACA JUGA : Guru Honorer-Dosen Merana

Dibincangi koran ini, beberapa korban mengungkapkan cerita miris mereka mengikuti arisan lelang fiktif yang ditawarkan tersangka. Adri, salah seorang korban mengatakan, uang yang ia setorkan kepada tersangka Rp72 juta.

Dia mengaku terpancing ikut arisan lelang itu karena tergiur mendapat keuntungan besar sesuai tawaran tersangka. Adri yang bekerja sebagai pegawai honorer pada salah satu organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab OKU menyebut, uang Rp72 juta itu hasil pinjaman. "Ada pinjam dari bank dengan menggadaikan SK honorer," ujarnya lesu.

Dia pinjam uang dari BPR, Bank Mekar, dan Bank Aman. Nilai pinjaman yang didapatnya bervariasi. Dari Rp3 juta hingga Rp5 juta. Dia juga terpaksa menggadaikan sepeda motor matik miliknya untuk menambah kekurangan nilai lelang arisan tersebut. Sepeda motornya digadaikan dengan teman sebesar Rp3,5 juta.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan