Jangan Mudah Ganti Komoditi
KEBUN: pemantauan komoditas perkebunan oleh Bidang Produksi Dinas Perkebunan Lahat. FOTO: AGUSTRIAWAN/SUMEKS --
LAHAT, SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam pertanian adanya keputusan untuk mengganti komoditas perkebunan harus dilakukan dengan hati-hati.
Meskipun harga pasar sering kali berfluktuasi, petani perlu mempertimbangkan banyak faktor sebelum berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain.
BACA JUGA:Ekspor Komoditi Karet Turun 40 Persen, Sejak Lima Tahun Terakhir
BACA JUGA:Uji Coba Aplikasi Harga Komoditi
Demikian diungkapkan Kadis Perkebunan Lahat Vivi Anggraeni SSTP melalui Kabid Produksi Oktavianus Dinjaya SPt MM.
Dijelaskannya, beralih ke komoditas baru, seperti berpindah dari sawit ke karet, atau karet ke kopi maupun lainnya, dapat mengakibatkan kerugian.
“Banyak tanaman, seperti karet dan kopi, sahang, kakao, memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mulai berproduksi. Jika harga komoditas baru tidak stabil, petani dapat menghadapi kerugian yang lebih besar,” jelasnya.
Menurutnya, mempertahankan komoditas yang sudah ditanam juga penting untuk menjaga keberlanjutan. Banyak tanaman, seperti karet dan sawit, memiliki permintaan global yang tinggi, dan harga mereka dapat meningkat kembali.
“Dengan mengandalkan tanaman yang telah ada, petani dapat meminimalkan risiko financial,” tuturnya. Pemerintah, lanjutnya, berperan penting dalam mendukung petani agar tidak mudah tergoda untuk berganti komoditas.
“Kebijakan yang menyediakan akses ke informasi pasar, kredit, dan pelatihan dapat membantu petani membuat keputusan yang lebih baik,” katanya.
Selain itu, dukungan terhadap praktik pertanian berkelanjutan dapat meningkatkan hasil dan menjaga kesehatan tanah.
BACA JUGA:Entaskan Kemiskinan Tekan Inflasi, Komoditi Beras dan Rokok Jadi Sorotan Utama
BACA JUGA:Gaharu Jadi Icon dan Komoditi Baru Sumsel
“Dengan mempertahankan komoditas yang ada dan tidak terburu-buru untuk mengganti, petani dapat membangun ketahanan ekonomi dan menghadapi tantangan pasar dengan lebih baik,” jelasnya.