Pelatihan Benah Administrasi Pembukuan bagi KWT
PELATIHAN: Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih mendapatkan pelatihan di kantor BPP Prabumulih Timur di Jalan Tenggamus, Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Rabu (18/9).-foto: DIAN/SUMEKS -
PRABUMULIH, SUMATERAEKSPRES.ID - Puluhan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih mendapatkan pelatihan di kantor BPP Prabumulih Timur yang beralamat di Jalan Tenggamus, Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Rabu (18/9).
Koordinator BPP Prabumulih Timur, Ir Zainul Kurniadi dalam kesempatan itu nampak serius menjelaskan setiap tahapan mulai dari proses pembukuan, penanaman, pemupukan hingga masa panen.
BACA JUGA:PTPN I Dukung Program IKBI, Persembahkan ‘Gigimu Mutiaramu’
BACA JUGA:Lubang Tangki Mobil Perlu Diubah, Dukung Pembatasan BBM Pertalite
Tak ketinggalan, pria yang aktif melakukan pembinaan KWT dan Kelompok Tani tersebut, juga mempersilakan kepada setiap anggota KWT untuk bertanya dan menceritakan setiap permasalahan di KWT masing-masing.
Penyuluh lainnya, Soehandri didampingi Agus Wahyudi menyebutkan, para anggota KWT dikumpulkan untuk mengikuti kegiatan benah administrasi pembukuan KWT di Prabumulih timur yang baru dibentuk. “Biar seragam dan sama,” sebutnya.
Ditambahkan Siska Fitriani dan Neni Agustina yang juga merupakan penyuluh di BPP Prabumulih Timur. Mereka diajarkan tertib administrasi mulai dari buku tamu notulen, rapat kegiatan, agenda, surat dan lainnya semuanya akan terkonsep dan tidak amburadul.
“Sehingga jika ada penilaian kelompok untuk menanyakan administrasi, masing-masing KWT seragam jadi pada saat pemeriksaan dan lomba sudah siap,” sebutnya mengaku selain menghasilkan tanaman dan membantu menyukseskan Mandiri Pangan, para anggota KWT juga tertib administrasi.
Sementara itu untuk membentuk KWT sendiri, syaratnya diantaranya membentuk kelompok, ada kesamaan visi misi yakni memajukan wilayah dalam pertanian baik Kelompok Tani ataupun kelompok wanita tani.
Lanjut dengan demplot atau lahan untuk membentuk KWT. “Yang jels memanfaatkan lahan kosong jadi produktif. Dimana biasanya lahan tempat sampah dikembangkan dan dibuat tempat tanaman,” sambungnya.
Selain itu, KWT biasanya terbentuk untuk memanfaatkan waktu luang, mengurangi pengeluaran dan bahkan bisa membantu ekonomi keluarga. “Setiap KWT diisi oleh minimal 12 orang dan maksimal 30 orang anggota,” tutupnya.