https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Teror Gajah Bikin Cemas Warga, Gangguan Meningkat sejak 2016, Rusak Kebun, Pondok hingga Renggut Nyawa

--

BACA JUGA:Eskalasi Konflik Antara Warga dan Gajah Liar Meningkat di Musi Rawas

Diberitakan sebelumnya, pada 8 September 2024 lalu, almarhumah Karsini, ibu hamil, warga SP5 HTI Desa Trianggun Jaya, Kecamatan Muara Lakitan, kehilangan nyawa karena amukan belasan gajah liar.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. Saat itu, korban yang tengah hamil 5 bulan sedang menyadap karet bersama suaminya. Lalu, kawanan gajah tiba-tiba datang dan menyerang. Korban dan suaminya dikejar, naas korban jadi korban. Sedangkan suaminya selamat.

Edi, warga Kecamatan Muara Lakitan, Mura menambahkan, konflik warga dengan gajah liar meningkat sejak 2016 lalu. Di mulai dari perluasan areal perusahaan HTI, hingga pembangunan jalan batu bata yang membelah hutan lindung di wilayah Muba-Jambi.

"Sejak itu banyak kejadian konflik antara warga dan gajah. Sebelumnya tidak pernah terjadi," cetusnya. Serangan gajah liar juga pernah terjadi di Desa Biaro Lamo, Kecamatan Karang Dapo, Muratara.  Warga menemukan jejak gajah liar yang mengarah ke Sungai Lamurus, menuju Desa Beringin Sakti Rawas Ilir.

Menurut Yusuf, warga setempat, meskipun tidak mendekati permukiman, tapi kawanan gajah tersebut merusak satu pondok kebuh dan 30 batang sawit. terir serupa pernah terjadi dua minggu sebelumnya, di wilayah kecamatan Nibung, Kabupaten Muratara.

BACA JUGA:Belasan Gajah Ngamuk Tewaskan Ibu Hamil 5 Bulan, Dampak Habitat Jadi HTI

BACA JUGA:Miris! Tragedi Kematian Ibu Hamil Akibat Serangan Gajah Liar di Musi Rawas

Informasi dari BKSDA Provinsi Lahat, yang membawahi wilayah Muratara, membenarkan adanya laporan tentang gajah liar ini. SKW II Lahat memperkirakan kawanan gajah ini dari kawasan konservasi hutan Reki di Muba. 

Kemunculan gajah liar pernah terjadi di Blok C, Kelurahan Karya Makmur, Kecamatan Nibung, Muratara. Muncul dari hutan rimba, masuk kebun warga untuk carimakan.

Selain di Mura dan Muratara, gangguan gajah liar juga terjadi di wilayah Desa Simpang Tiga Sakti, Kecamatan Tulung Selapan, OKI. Tak hanya masuk pemukiman, gajah juga merusak beberapa fasilitas umum dan bikin membikin warga ketakutan.

Informasinya, ada sekitar 37 gajah besar dari Air Sugihan yang biasa melintas di kawasan tersebut. Ada beberapa ekor gajah yang sudah dipasangi kalung GPS untuk memantau aktivitasnya. 

Kawanan gajah liar pernah juga masuk lahan pertanian penduduk di Tulung Selapan, OKI. Mereka diduga dari hutan yang berada dari Air Sugihan. "Bisa satu hingga dua jam, bahkan seharian tidak mau minggir. Sulit diusir," kata seorang warga.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan