https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Sekolah Bethesda Palembang di Demo. Apa Penyebabnya?

Sekolah Bethesda Palembang yang terletak di Jl MP Mangkunegara Kompleks Musi Palem Indah Kelurahan 8 Ilir Kecamatan Ilir Timur (IT)-III digeruduk elemen masyarakat yang mengatasnamakan Pegiat Macan Tutul, --

PALEMBANG, SUMATERA EKSPRES.ID – Sekolah Bethesda Palembang, yang berlokasi di Jl MP Mangkunegara Kompleks Musi Palem Indah, Kelurahan 8 Ilir, Kecamatan Ilir Timur (IT)-III, menjadi pusat perhatian pada Jum’at pagi (6/9/2024).

Sekitar 25 orang dari kelompok Pegiat Macan Tutul mendatangi sekolah tersebut, menuntut agar pihak sekolah memperbolehkan STW (42) bertemu dengan anaknya yang saat ini masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK) di sekolah tersebut.

Kasus ini berakar dari perpisahan STW dan istrinya, GMP (36), yang kini memiliki hak asuh atas dua anak mereka berdasarkan keputusan pengadilan.

Kedatangan massa di depan gerbang sekolah, yang dipasangi kawat berduri, dipantau ketat oleh personel Sat Intelkam Polrestabes Palembang, yang dipimpin oleh AKBP Muda Parlindungan Lubis, serta Polsek IT-II.

BACA JUGA:Pelamar CPNS Kementerian PUPR Lampaui Kuota Formasi

BACA JUGA:Fitrianti Diteriaki Walikota Palembang di Acara Tebus Murah Sembako, Ini Program Unggulannya Jika Terpilih

Ketegangan sempat terjadi ketika para pendemo, yang datang dengan mobil pick-up berisi pengeras suara, diminta untuk menghentikan orasi mereka demi menghindari gangguan aktivitas sekolah dan pemukiman sekitar.

Para pendemo membawa spanduk yang meminta Dinas Pendidikan Sumsel mencabut izin operasional Sekolah Bethesda. Mereka menuduh adanya ketidakkompetenan dari guru dan pendeta serta mengkritik sikap arogan dari oknum guru.

Taqwa, koordinator aksi, menyatakan bahwa mereka mewakili Simon dalam permohonan agar pihak sekolah mengizinkan pertemuan dengan anaknya, setelah lebih dari 1,5 tahun hanya bisa melihat foto dan video anaknya.

Taqwa juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebijakan sekolah yang dianggap tidak memberikan ruang bagi orang tua yang telah bercerai untuk bertemu anaknya.

BACA JUGA:Satlantas Polres Banyuasin Gelar Bakti Religi di Masjid Al Muhajirin Menyambut HUT Lalu Lintas ke-69

BACA JUGA:Keistimewaan Keris Puser Bumi: Simbol Kekayaan dan Kekuatan

Pihak sekolah memberikan klarifikasi melalui Tuberto Sihombing. Menurutnya, kebijakan penggunaan kartu barcode untuk penjemputan anak bertujuan untuk menjaga keamanan dan memastikan anak tidak jatuh ke tangan yang salah.

Kartu ini hanya diberikan kepada orang tua yang terdaftar, dalam hal ini, mantan istri Simon yang mendaftarkan anak mereka.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan