Manfaat Tempe: Superfood Lokal dengan Segudang Kesehatan
Tempe bukan sekadar makanan tradisional, tetapi juga sumber nutrisi penting yang bisa meningkatkan kesehatan dan mencegah berbagai penyakit. Foto: berry/sumateraekspres.id--
2. Perendaman atau prefermentasi. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kadar air pada biji kedelai agar bakteri asam laktat tumbuh dengan baik, sehingga terjadi penurunan pH sampai 4,5-5,3. Kondisi ini tidak menghambat pertumbuhan kapang tempe, tetapi dapat menghambat pertumbuhan bakteri kontaminan yang bersifat sebagai pembusuk.
3. Perebusan
Proses ini bertujuan untuk membunuh bakteri-bakteri kontaminan, mengaktifkan senyawa tripsin inhibitor, dan membantu membebaskan senyawa-senyawa dalam biji kedelai yang diperlukan untuk pertumbuhan kapang tempe.
BACA JUGA:Dukungan Relawan Prabowo di Sumsel untuk Mawardi Yahya: Tegak Lurus dan Satu Komando!
BACA JUGA:Sering Begadang? Ini 6 Tips Agar Tetap Fit
4. Penirisan
Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi kadungan air dalam biji kedelai, mengeringkan permukaan biji, dan menurunkan suhu biji sampai sesuai dengan kondisi pertumbuhan kapang tempe.
5. Inokulasi
Inokulasi pada pembuatan tempe dapat dilakukan dengan mempergunakan beberapa bentuk inokulan seperti usar (dibuat dari daun waru atau jati yang merupakan media pembawa spora kapang tempe), ragi tempe yang dibuat dari tepung beras dan spora Rhizopus oligosporus.
6. Pengemasan
Kemasan yang dipergunakan untuk fermentasi tempe secara tradisional adalah daun pisang. Sekarang banyak digunakan kemasan plastik yang diberi lubang.
BACA JUGA:Lomba Unik 17 Agustus: Tradisi Meriah di Hari Kemerdekaan Indonesia
BACA JUGA:Kebakaran Lahan Gambut di Banyuasin: Tim Gabungan Berjibaku Padamkan Api di Desa Gasing
7. Inkubasi atau fermentasi. Inkubasi dilakukan pada suhu 25-37 derajat Celsius selama 36-48 jam.
Selama inkubasi terjadi proses fermentasi yang menyebabkan perubahan komponen-komponen dalam biji kedelai.