Sekolah Larang Chiki Ngebul

*Chiki Berizin PIRT, Nitrogen Diproduksi di Banyuasin

PALEMBANG - Maraknya pedagang yang menjual makanan ringan (snack) chiki ngebul atau ice smokey di Kota Palembang membuat Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Palembang mengambil tindakan pengawasan. Karena makanan ini dinilai berpotensi membahayakan bagi kesehatan.

Tim BBPOM bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang melanjutkan inspeksi mendadak (sidak), menyisir sejumlah pedagang chiki ngebul, salah satunya di depan Sekolah Adabiyah Palembang dan Palembang Indah Mall (PIM), kemarin (9/1). Namun di depan Sekolah Adabiyah tak lagi didapati pedagang chiki ngebul, padahal sebelumnya masih terlihat.

Sementara di PIM sendiri ada beberapa tenant yang menjual chiki ngebul. Di sana tim pun melakukan pemeriksaan bahan makanan ringan hingga gas nitrogen yang digunakan. Kepala BBPOM Palembang, Zulkifli mengatakan dari penelusuran ke penjual, pemilik salah satu tenant chiki ngebul mengaku untuk chikinya dibeli dari daerah Bandung dan sudah memiliki izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) dari Dinas Kesehatan. Baca juga :Tempat Karaoke Favorit di Palembang, Biaya Wanita Pendampingnya Segini..

"Chikinya sudah kita tes aman, tidak mengandung zat pewarna berbahaya dan lainnya," terangnya, kemarin (9/1). Sedangkan untuk gas nitrogen atau oksigen cair-nya, dilihat dari 2 tabung gas pedagang diketahui diproduksi PT Samator, Banyuasin Sumsel.

"Untuk gas nitrogen-nya lagi kita telusuri ke Banyuasin apakah food grade atau tidak. Kita juga lihat dari BBPOM seluruh Indonesia, untuk gas ini apa memang asalnya sama dari Samator yang memang produsen gas atau tidak," jelasnya. Baca Juga : Ayo Ikut TO, Prediksi Kelulusan UTBK

Dikatakan Zul, sebenarnya untuk nitrogen sendiri tidak berbahaya hanya saja food grade atau tidak. "Kenapa ini jadi membahayakan, kemungkinan dari sisa cairan gas nitrogen yang belum sepenuhnya mencair/mengas yang kemudian kena kulit," sebutnya. Berdasarkan literatur kedokteran, sisa cairan nitrogen yang terlampau dingin inilah yang efeknya tidak bagus jika kena kulit. "Bisa menyebabkan burn (terbakar), bukan hanya panas tapi juga suhu dingin yang sangat dingin (ekstrim) juga bisa membuat terbakar," lanjutnya.

Menurut karyawan tenant Smokey yang menjual chiki ngebul di lantai dasar PIM, Dela tak mengetahui jelas dimana gas nitrogen maupun chikinya dibeli. "Owner yang membelinya, saya hanya menjualkan saja," katanya. Tapi diakuinya, jika peminat snack viral ini banyak. "Bisa dapat Rp1 juta sehari, apalagi pas Sabtu-Minggu," ujarnya. Tenantnya sendiri menjual chiki ngebul seharga Rp20 ribu ukuran kecil dan Rp25 ribu ukuran besar. Tenant Pyopyo di lantai 2 PIM juga menjual snack serupa. Sang owner melalui pegawainya, Angga menyampaikan untuk chiki yang dijual dari Bandung punya izin PIRT.

Sementara guru Sekolah Adabiyah Palembang, Elva Susanti mengatakan sebelumnya di depan sekolahnya sempat terlihat ada yang menjual chiki ngebul. "Tapi sudah dua hari belakangan tidak lagi jualan," katanya, kemarin (9/1). Ini lantaran sejak pihaknya mendapat informasi bahwa chiki ngebul menimbulkan korban, sekolah langsung melarang pedagang tersebut menjual chiki ngebul. Baca Juga : Bongkar Bangunan Liar di Atas Aliran Sungai, Salah Satunya Pabrik Kerupuk

"Karena pedagangnya jualan di luar pagar sekolah, kita minta bantuan ke pihak RT setempat supaya memberitahu agar tidak lagi jualan di area sekolah," imbuhnya. Pihak sekolah juga memasang banner di dinding depan sekolah soal larangan jualan chiki ngebul. "Waktu baru-baru viral sebenarnya yang berdagang masih, sekarang tidak lagi karena sudah kita pasang banner larangan juga dan meminta bantuan RT setempat untuk me-warningnya," pungkasnya. (tin/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan