Menanam di Musim Kemarau, Jangan Khawatir, Ini Cara Pengairan yang Bisa Dilakukan
SIRAM: Penyiraman tanaman penting dalam penanaman tanaman di musim kemarau--
SUMATERAEKSPRES.ID - Menanam tanaman di musim kemarau harus memperhatikan sumber air. Karena ini penting untuk kelanjutan tanaman. Jika tanaman kekurangann air maka akan membuat tanaman menjadi kekeringan.
Seperti dalam pengairan cabai di musim kemarau juga menjadi sangat penting untuk memastikan tanaman tetap tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang maksimal. Tanaman cabai sangat membutuhkan pasokan air yang cukup untuk menghindari kekeringan yang dapat menyebabkan layu, daun menguning, dan akhirnya mati.
BACA JUGA:Tingkatkan Hasil Bangun Jaringan Irigasi Rawa
BACA JUGA:Panen Bisa 2-3 Kali Setahun, PLTS Irigasi Aliri 199 Ha Sawah
Dilansir dari taniuntung, pengairan cabai di musim kemarau yang pertama adalah irigasi permukaan. Irigasi permukaan adalah sistem pengairan dengan mendistribusikan air ke lahan pertanian melalui aliran air di permukaan tanah. Air dapat dialirkan melalui parit-parit kecil atau dibiarkan mengalir bebas di antara bedengan tanaman.
Metode ini adalah salah satu cara yang paling umum digunakan oleh petani karena relatif mudah dan tidak memerlukan peralatan yang rumit. Prosedur penerapan irigasi permukaan melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, petani harus membuat saluran atau parit-parit kecil di antara bedengan tanaman.
Kemudian, air dialirkan melalui saluran tersebut hingga meresap ke dalam tanah di sekitar akar tanaman. Pengaturan aliran air harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari erosi dan memastikan distribusi air yang merata.
Keuntungan dari irigasi permukaan adalah kemudahannya dalam penerapan dan biaya yang relatif rendah. Selain itu, metode ini memungkinkan petani untuk mengairi lahan yang luas dengan cepat. Namun, kerugian dari irigasi permukaan termasuk penggunaan air yang kurang efisien dan risiko erosi tanah jika aliran air tidak diatur dengan baik.
Irigasi permukaan cocok digunakan pada tanah yang bertekstur halus hingga sedang, seperti tanah liat berpasir atau lempung berpasir. Tanah jenis ini mampu menahan air lebih baik, sehingga air tidak cepat mengalir atau meresap terlalu dalam.
BACA JUGA:Awalnya Andalkan Musim Hujan, Sekarang Tiga Kali Tanam Berkat PLTS Irigasi
BACA JUGA:Kemarau Mulai Melanda, Inilah 8 Tips Merawat Tanaman Agar Tidak Kering
Sementara, irigasi curah adalah metode pengairan dengan menyemprotkan air ke udara menggunakan alat sprinkle sehingga air jatuh ke permukaan tanah seperti air hujan. Metode ini sering digunakan di daerah yang memiliki kecepatan angin sedang, karena angin dapat membantu mendistribusikan air secara merata ke seluruh lahan.
Prosedur penerapan irigasi curah melibatkan penggunaan sprinkle atau nozzle yang terhubung dengan sistem pipa dan pompa. Air dipompa melalui pipa dan disemprotkan ke udara melalui nozzle, menciptakan efek hujan buatan yang menyirami tanaman. Pengaturan tekanan air dan distribusi sprinkle harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan air jatuh secara merata di seluruh lahan.
Peralatan yang dibutuhkan untuk irigasi curah termasuk sumber air, pompa, pipa, dan sprinkle atau nozzle. Pompa digunakan untuk mengalirkan air dari sumbernya ke pipa, sementara sprinkle atau nozzle berfungsi untuk menyemprotkan air ke udara.
Keuntungan irigasi curah termasuk distribusi air yang merata dan kemampuannya untuk menyirami lahan yang luas. Namun, kerugian dari metode ini termasuk biaya peralatan yang tinggi dan kebutuhan perawatan rutin untuk mencegah penyumbatan pada sprinkle atau nozzle.
Pengairan cabai di musim kemarau yang selanjutnya yaitu irigasi bawah tanah. Irigasi bawah permukaan adalah metode pengairan dengan menggunakan pipa-pipa yang diletakkan di bawah permukaan tanah. Air dialirkan melalui pipa ini dan meresap ke dalam tanah melalui lubang-lubang kecil di sepanjang pipa, sehingga langsung mencapai akar tanaman.
Prosedur penerapan irigasi bawah permukaan melibatkan pemasangan pipa-pipa irigasi di bawah tanah dengan kedalaman tertentu. Air dialirkan melalui pipa-pipa ini dan meresap ke dalam tanah melalui lubang-lubang kecil. Pemasangan pipa harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan distribusi air yang merata dan mencegah penyumbatan.
BACA JUGA:Fenomena La Nina Lemah: Begini Dampaknya Terhadap Musim Kemarau di Sumsel!
BACA JUGA:Ini Dia 10 Jenis Tanaman yang Cocock DItanam di Musim Kemarau
Pengairan cabai di musim kemarau dengan cara irigasi bawah permukaan lebih sesuai diterapkan pada tanah dengan tekstur sedang hingga kasar, seperti tanah berpasir atau lempung berpasir. Jenis tanah ini memungkinkan air meresap dengan baik dan mencegah penyumbatan pada lubang-lubang pipa.
Keuntungan dari irigasi bawah permukaan adalah efisiensi penggunaan air yang tinggi karena air langsung mencapai akar tanaman. Selain itu, metode ini mengurangi risiko erosi tanah. Namun, kerugiannya termasuk biaya instalasi yang tinggi dan kebutuhan perawatan rutin untuk mencegah penyumbatan pada pipa.
Irigasi tetes adalah metode pengairan yang memberikan air secara langsung ke tanaman melalui tetesan air yang kontinu dan perlahan. Air diberikan melalui alat yang disebut emiter atau penetes yang diletakkan di dekat akar tanaman. Metode ini sangat efisien dalam penggunaan air.
Prosedur penerapan irigasi tetes melibatkan pemasangan jaringan pipa irigasi yang terdiri dari penetes, pipa lateral, pipa sub utama, dan pipa utama. Air dipompa dari sumbernya melalui pipa utama, lalu melalui pipa sub utama dan pipa lateral, sebelum akhirnya mencapai penetes yang memberikan air langsung ke tanaman.
Peralatan yang dibutuhkan untuk irigasi tetes meliputi sumber air, mesin pompa, jaringan pipa irigasi, penetes, dan komponen pendukung lainnya seperti katup, saringan, pengatur tekanan, dan tangki bahan kimia untuk pemupukan. Air yang digunakan harus bersih untuk mencegah penyumbatan pada penetes.
BACA JUGA:Penyemaian Cabai Menentukan Keberhasilan Tanaman, Petani Wajib Tahu NIh
BACA JUGA:7 Manfaat Bawang Merah untuk Tanaman Cabai, Diantaranya dapat Menyuburkan dan Mengusir Hama