MPV Kuasai 55 Persen Pasar
TERLARIS: Mobil jenis MPV paling laris penjualannya di Indonesia dengan dominasi 55 persen. Hampir semua merek otomotif memiliki varian MPV seperti Hyundai punya STARGAZER. -Foto: Evan/Sumeks -
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID- - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mencatat, jenis mobil yang paling laku di pasar Indonesia saat ini adalah jenis serbaguna (multipurpose vehicle, MPV) atau 4×2.
Penjualan mobil jenis ini kerap mencapai 50 hingga 55 persen dari total penjualan mobil nasional. Angka ini mengalahkan penjualan berbagai varian lain seperti Kendaraan Bermotor Hemat Energi Harga Terjangkau (KBH2) atau low cost gree car (LCGC) yang mencatat 10 hingga 15 persen, pick up 12 hingga 17 persen, dan truk 8 hingga 10 persen.
BACA JUGA:Bangun Jembatan Penghubung Hingga Budidaya Sapi Potong
BACA JUGA:Perkara Masak Air, 3 Rumah Hangus di Permukiman Padat Penduduk
Pada tahun 2023 lalu, penjualan MPV mencapai 55 persen dari total penjualan. Sementara di saat pandemi Covid 19 pada 2020, total penjualan MPV masih sebesar 52 persen. Angka ini relatif stabil mengingat pada 2019 atau era pra-pandemi, penjualan MPV mencapai 54 persen dari total penjualan.
Sesuai dengan namanya, kendaraan multiguna, mobil MPV bisa mengangkut banyak penumpang sekaligus membawa barang bawaan yang cukup banyak. Sekretaris Umum GAIKINDO, Kukuh Kumara, mengatakan varian mobil MPV paling banyak diminati karena sesuai dengan karakter dan kebutuhan masyarakat Indonesia. “Orang Indonesia memanfaatkan mobil untuk mengangkut semua anggota keluarga seperti anak-anak, orang tua, dan keponakan. Selain itu, karena memiliki interior yang besar, mobil ini juga bisa difungsikan untuk membawa barang dengan muatan yang banyak,” kata Kukuh.
Dengan ground clearance yang tinggi, MPV juga bisa diandalkan untuk melewati genangan air, sesuai dengan kondisi iklim dan cuaca kota-kota di Indonesia yang memiliki intensitas hujan tinggi. Namun, tak semua MPV otomatis laris manis di pasaran. Ada satu persyaratan penting lainnya agar mobil laku keras, yakni harga jualnya harus di bawah Rp300 juta. Data GAIKINDO menyebutkan penjualan MPV untuk segmen menengah ke bawah dan mobil pertama kali mencapai 25 persen dari total penjualan mobil. Ini adalah pasar paling gemuk dalam industri otomotif di Indonesia.
Terlepas dari segala macam faktor, masyarakat masih memiliki keinginan untuk memiliki mobil sendiri. Tidak hanya membantu mobilitas penumpang dan barang, memiliki mobil sendiri menjadi simbol status kesuksesan seseorang di masyarakat. Hal-hal inilah yang mendorong permintaan mobil tetap ada walau situasi ekonomi sedang lesu.
Dengan adanya pameran seperti GAIKINDO Indonesia International Motor Show (GIIAS) 2024, pelaku industri otomotif diharapkan dapat terus meningkatkan penjualan mereka, serta memberikan inovasi dan teknologi terbaru yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pasar Indonesia.