MENLU: EU-ASEAN Sepakat Tegakkan Hukum Internasional Tanpa Pandang Bulu

TEGAKKAN: Menlu RI Retno Masrudi menegaskan ASEAN-EU sepakat penegakan hukum internasional tanpa pandang bulu.. FOTO: wikipedia indonesia--

SUMATERAEKSPRES.ID-Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (RI) Retno Marsudi menekankan pentingnya penegakan hukum internasional tanpa pandang bulu bagi ASEAN maupun Uni Eropa (EU) dalam menyikapi pelanggaran yang terjadi di berbagai belahan dunia.

“Penghormatan terhadap hukum internasional penting bagi ASEAN dan penting juga untuk Uni Eropa. Prinsip ini harus diterapkan baik di Ukraina dan juga di Palestina,” kata Retno dalam Pertemuan Menlu ASEAN-Uni Eropa di Vientiane, Laos, mengutip Antara.

Dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Menlu RI juga menyoroti perkembangan positif dari negara-negara Eropa yang kian memperhatikan tragedi kemanusiaan di Palestina meski tengah menghadapi konflik di Ukraina.

“Negara-negara (Eropa) yang mengakui Palestina bertambah, demikian juga dengan dukungan untuk UNRWA. Kita berharap negara-negara EU lainnya akan mengikuti langkah baik ini,” kata Retno di hadapan Wakil Tinggi Uni Eropa untuk urusan Luar Negeri dan Keamanan Josep Borrell dan delegasi.

BACA JUGA:Ribuan Massa Pro-Palestina Unjuk Rasa di Washington

BACA JUGA:Pemerintah RI Desak Israel Segera Akhiri Pendudukan Ilegal di Palestina

Hingga kini, sudah ada 10 negara Eropa yang mengakui Palestina, yaitu Swedia, Siprus, Hungaria, Polandia, Slovakia, Romania, Bulgaria, Spanyol, Irlandia, dan Slovenia.

Di samping isu perdamaian, menlu juga menyoroti kerja sama ekonomi ASEAN-Uni Eropa yang dinilainya harus berjalan di bawah prinsip kesetaraan, saling menguntungkan, dan saling memberi manfaat bagi rakyat di kedua kawasan.

“Karena itu, Indonesia menentang kebijakan-kebijakan yang diskriminatif dan pendekatan yang one-size-fits-all (sama rata) yang menghambat perdagangan,” tutur Menlu RI.

Retno juga mendorong dialog dan kerja sama erat antara ASEAN dan Uni Eropa semakin diperkuat, mengingat pentingnya hal tersebut untuk menumbuhkan rasa saling memahami dan menyelesaikan masalah secara konstruktif.

BACA JUGA:Indonesia dan Turki Sambut Baik Keputusan Armenia Dukung Negara Palestina

BACA JUGA:Total 37.551 Jiwa Tewas Dalam Genosida yang Dilakukan Israel di Jalur Gaza Palestina

Retno menngatakan,  pendekatan dialog telah dilakukan melalui Joint Working Group on Vegetable Oil sebagai salah satu kerangka kerja sama ASEAN-Uni Eropa yang diinisiasi Indonesia pada 2020 untuk memperjuangkan akses komoditas kelapa sawit dan minyak nabati.

Setelah forum tersebut dilaksanakan tiga kali, yang terakhir pada 20—21 Juni 2023, forum tersebut akan kembali digelar tahun ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan