Pemanis Buatan Simpan Risiko Berbahaya bagi Kesehatan

BERBAHAYA: Ternyata pemanis buatan menyimpan risiko berbahaya bagi kesehatan. FOTO: grid health--

SUMATERAEKSPRES.ID- Pemanis buatan sebagai pengganti gula yang banyak muncul pada produk seperti soda diet, roti iris, dan yoghurt rendah gula rupanya menyimpan risiko berbahaya bagi kesehatan.

Istilah ini mencakup berbagai zat yang rasanya manis tetapi tidak mengandung kalori seperti yang terdapat dalam gula.

Zat-zat tersebut terkadang ratusan hingga puluhan ribu kali lebih manis dibandingkan gula, jadi sedikit saja sudah cukup.

Melansir  laman Channel News Asia, profesor madya gizi di Universitas Rhode Island Maya Vadiveloo menyatakan ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa apabila seseorang rutin minum minuman manis versi diet dapat membantu menurunkan sedikit berat badan, selama tidak mengonsumsinya lebih banyak kalori dari sumber lain.

Berdasarkan satu tinjauan tahun 2022 terhadap 12 uji klinis acak, yang sebagian besar berlangsung sekitar enam bulan, para peneliti menyimpulkan bahwa mengganti minuman manis bergula dengan minuman manis rendah atau tanpa kalori dapat menyebabkan penurunan berat badan sekitar dua hingga tiga pon, rata-rata pada orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas dan yang memiliki (atau berisiko) diabetes.

BACA JUGA:5 Bahan Pangan Alami Penurun Kadar Gula Darah yang Efektif, Apa Saja? Ini Jawabannya!

BACA JUGA:7 Manfaat Latihan Beban untuk Kesehatan Menurut Ade Rai: Dari Pembakaran Gula hingga Meningkatkan Postur Tubuh

Tetapi, penelitian jangka panjang mengenai pengganti gula tidak menemukan manfaat penurunan berat badan, dan justru menemukan beberapa bahaya. 

Akibatnya, Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan pada tahun 2023 agar orang menghindari penggunaan pengganti gula untuk pengendalian berat badan atau dengan tujuan kesehatan yang lebih baik.

Terdapat risiko yang lebih besar terhadap masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, obesitas, dan kematian dini dari alkohol gula eritritol dan xylitol, yang juga telah dikaitkan dengan risiko serangan jantung dan stroke yang lebih besar.

Penelitian yang cukup juga telah menimbulkan kekhawatiran tentang pengganti gula sehingga perlu diteliti lebih lanjut, kata Dr. Eran Elinav, seorang imunolog dan peneliti mikrobioma di Institut Sains Weizmann di Israel yang telah mempelajarinya.

Di samping itu, "masih belum jelas" apakah pengganti gula berbahaya, katanya, atau apakah pengganti gula tertentu lebih aman daripada yang lain.

BACA JUGA:Manfaat Konsumsi Tomat Mentah Secara Rutin, Salah Satunya Bisa Kontrol Gula Darah

BACA JUGA:Alternatif Gula Sehat untuk Penderita Diabetes: Apa Saja Pilihannya?

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan