Angkat Kebun Kopi Jadi Destinasi Agrowisata, Kenalkan Kopi Sumsel ke Kancah Global

MINUM KOPI : Sejumlah pengunjung menikmati secangkir kopi di booth UMKM Kopiloka. Disdubpar Sumsel mewacanakan mengangkat kebun petani kopi menjadi destinasi agrowisata supaya dapat terkenal-foto: kris/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID -  Pemprov Sumsel bersama pihak terkait akan mengembangkan industri kopi di Sumsel. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel, Aufa Syahrizal mengatakan program ini bertujuan memanfaatkan daerah penghasil kopi seperti Pagaralam, Lahat, Empat Lawang, Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, dan Muara Enim sebagai destinasi agrowisata untuk memperkenalkan kopi Sumsel.

"Kami sedang bekerja sama dengan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) dalam survei lapangan, serta berkolaborasi dengan Dewan Kopi Sumsel dan pemilik kebun kopi mengembangkan lahan mereka sebagai objek wisata," katanya.

Menurut Aufa, Dewaskopi akan memberikan pengalaman edukatif kepada para pengunjung tentang kopi Sumsel, yang terkenal dengan dua jenis utama, yaitu robusta dan arabica yang tumbuh subur di daerah ini. "Wisatawan akan memiliki kesempatan melihat langsung proses penanaman, perawatan, pemetikan, dan roasting kopi sehingga mereka dapat mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang kopi," tambahnya.

Sementara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ikut mengembangkan potensi kopi Sumsel guna meningkatkan nilai ekspornya. Kepala OJK Sumsel Babel, Arifin Susanto mengatakan, Indonesia adalah produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam. Dan Sumsel dikenal sebagai salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia. 

BACA JUGA:Kombinasi Kopi dan Rokok: Ancaman Serius bagi Kesehatan Jantung dan Tekanan Darah, Waspadalah!

BACA JUGA:Kopi Robusta Lahat Siap Bersaing di Kancah Internasional, Tim Ahli Uji Keaslian Cita Rasa di Kebun Petani

Namun sebagian besar kopi Sumsel dijual ke Lampung, yang kemudian mengemas ulang untuk diekspor ke luar negeri. "Sebagai akibatnya, kopi Lampung lebih dikenal di pasar global dan mereka yang mendapat manfaat dari devisa. Oleh karena itu, kami ingin mengembangkan kopi Sumsel agar memiliki pengakuan global dan berdampak pada nilai ekspor," ujarnya.

OJK berencana membentuk Desa Ekosistem Keuangan Inklusi (EKI) di Kabupaten Lahat dan Kota Pagaralam untuk meningkatkan akses keuangan bagi petani kopi. "Program ini akan dilaksanakan di dua daerah ini karena potensi kopi di Sumsel sangat besar,” tambahnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, luas lahan kopi di Sumsel mencapai 267.867 hektare, dengan volume produksi sekitar 212,4 ribu ton. 

 

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan