SERU! Ratusan Warga Terjun ke Danau, Ikut Tradisi Bekarang Iwak di Kabupaten Musi Banyuasin
Salah seorang warga yang ikut tradisi bekarang iwak di danau di Kabupaten Musi Banyasin mendapatkan ikan patin besar, Jumat (13/7).-foto: yudisumeks-
MUBA,SUMATERAEKSPRES.ID - Keceriaan tampak dari raut muka ratusan masyarakat Kecamatan Babat Supat, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sabtu (13/7).
Warga berkumpul dengan semangat untuk mengikuti kegiatan bekarang iwak di sebuah danau, ikut meriakan event Embung Senja.
Sebuah tradisi menangkap ikan bersama-sama yang telah menjadi bagian penting dari budaya mereka.
Bekarang bukan sekadar acara tahunan bagi masyarakat Muba.
BACA JUGA:Tradisi Ningkuk: Merawat Budaya Perkenalan Bujang Gadis di Kabupaten Musi Banyuasin
BACA JUGA:Dukung Tradisi Lokal, Bupati Musi Rawas Hadiri Pagelaran Wayang Kulit, Ini Katanya!
Kegiatan ini merupakan wujud kebersamaan dalam merayakan keberkahan alam, khususnya di sungai saat air surut.
Tradisi ini mempererat hubungan sosial di antara warga, sekaligus menjadi ajang untuk menikmati hasil alam yang melimpah.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Muba, Muhammad Fariz SSTP MM, mengatakan bahwa bekarang adalah salah satu upaya pemerintah kabupaten untuk mempromosikan pariwisata daerah.
"Bekarang ini tidak hanya menjadi kegiatan tahunan, tetapi juga merupakan strategi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Muba, yang pada akhirnya berdampak positif pada ekonomi daerah," ujar Fariz.
BACA JUGA:Festival Musik Tradisi Indonesia 2024: Merayakan Kekayaan Budaya Lampung yang Menginspirasi
BACA JUGA:Asal Usul Panjat Pinang, Hiburan di Masa Kolonial Belanda yang Kini jadi Tradisi Perayaan di Indonesia
Fariz mengingatkan pentingnya menangkap ikan dengan cara yang benar. Ia menekankan agar masyarakat tidak menggunakan bahan kimia atau metode lain yang masuk kategori illegal fishing.
"Mari kita menjaga kelestarian alam dengan tidak menggunakan cara-cara yang dilarang," ungkapnya.
Ada banyak metode yang aman dan benar untuk menangkap ikan, salah satunya melalui bekarang ini.
Antusiasme warga terlihat jelas di wajah mereka. Eman salah seorang warga yang ikut dalam kegiatan ini mengungkapkan rasa senangnya.
BACA JUGA:Jaga Keguyuban, Pertahankan Tradisi Leluhur, HUT Desa Muara Gula Baru Ke-54 Tahun
BACA JUGA:Karung Goni: Warisan Tradisional yang Mulai Langka, Tetap Punya Banyak Kegunaan
"Kami sangat bahagia dengan adanya bekarang ini. Selain bisa berkumpul dan bersenang-senang, acara ini juga memperkenalkan kecamatan kami ke daerah luar," ungkap Eman dengan penuh kegembiraan.
PJ Bupati Muba, H Sansi Fahlepi, mengatakan, kegiatan bekarang ini bukan hanya tentang menangkap ikan, tetapi juga tentang merajut kebersamaan dan menjaga tradisi.
Suasana di Embung Senja dipenuhi tawa riang dan keceriaan, menciptakan momen tak terlupakan bagi setiap peserta.
" Anak-anak hingga orang dewasa turun ke air, berlomba-lomba menangkap ikan dengan peralatan tradisional," jelasnya.
BACA JUGA:Kapan Malam 1 Suro 2024? Cek Kalender, Tradisi, Apa Saja Larangan, dan Amalannya
BACA JUGA:Bakpau Klasik: Warisan Kuliner yang Tetap Memikat, Simbol Tradisi dalam Dunia Kuliner Indonesia
Tradisi bekarang ini juga memiliki nilai edukasi bagi generasi muda.
Mereka diajarkan tentang cara menangkap ikan yang benar dan bertanggung jawab, serta pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
"Melalui kegiatan ini, diharapkan generasi penerus akan terus melestarikan tradisi dan alam," harapnyam
Pemkab Muba berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara rutin dan menjadi daya tarik wisata yang lebih besar di masa depan.
BACA JUGA:Bidar: Tradisi Abadi Masyarakat Sumsel di Sungai Musi, Warisan dari Sriwijaya
BACA JUGA:Mengenal Senjata Tradisional Papua: Belati Tulang Kasuari, Warisan Budaya dan Fungsinya
Dengan potensi alam yang dimiliki, Kabupaten Muba berupaya untuk mengembangkan sektor pariwisata yang berkelanjutan.
Memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat, serta melestarikan budaya dan tradisi lokal.
" Bekarang di Embung Senja bukan sekadar kegiatan menangkap ikan. Ini adalah wujud kebersamaan, tradisi, dan penghormatan terhadap alam," pungkasnya. (*)