Mengubah Paradigma Kampanye
Bagindo Togar FOTO: DUDUN/SUMEKS--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pelaksanaan pilkada kali ini baik pemilihan gubernur maupun pemilihan bupati atau wali kota memang beda.
‘’Saat ini, aktivitas politik, informasi, serta komunikasi sosial yang dilakukan pasangan calon (paslon) kepala daerah, baik itu paslon gubernur, wali kota, maupun bupati, lebih banyak terkesan sarat dengan pencitraan, penggiringan opini, dan pengkondisian optimisme berlebihan,’’ ujar Bagindo Togar, pengamat politik Sumsel.
BACA JUGA:Herman Deru Didukung KSPSI Maju Pilkada Sumsel 2024, Ini Harapannya
BACA JUGA:ESP Mantap Maju! Dukungan Barisan 8 Center Perkuat Langkahnya Menuju Pilkada Sumsel 2024
Togar mencermati para paslon seringkali tanpa sadar menganggap narasi normatif yang mirip slogan sebagai gagasan substansial.
‘’Padahal, sudah saatnya para paslon mulai mempersiapkan gagasan mereka dalam bentuk naskah akademik konsep visi dan misi yang kelak wajib dilengkapi serta dipresentasikan dalam tahapan pilkada nanti,’’ ujarnya.
Ditekankan, pentingnya orisinalitas substansi gagasan dari para paslon. ‘’Publik akan menjadi skeptis jika perilaku, komunikasi, serta aktivitas yang mereka tunjukkan saat ini tidak mencerminkan persiapan matang yang sesuai dengan kaidah akademik,’’ katanya.
Idealnya, para paslon sudah mulai membentuk tim asistensi kampanye dan penyusunan visi misi yang didukung dengan data kuantitatif dan kualitatif yang valid serta terkini.
‘’Mereka harus benar-benar memahami rangkuman permasalahan serta solusi kebijakan untuk daerah yang kelak mereka pimpin,’’ katanya.
Togar menganalogikan pilkada dengan ujian program magister maupun doktoral di perguruan tinggi. ‘’Para calon sarjana strata dua dan tiga harus melalui ujian seminar hasil penelitian sebelum diperkenankan mengikuti yudisium dan ujian disertasi,’’ ujarnya.
Untuk itulah, Togar mengajak para calon kepala daerah untuk segera beralih dari pendekatan populis, tebar pesona, dan orasi retorik yang sudah tidak menarik lagi bagi publik yang semakin melek politik.
Publik kini lebih cerdas dan kritis dalam menilai calon pemimpinnya. "Dengan perkembangan politik yang semakin dinamis, sudah saatnya paslon menunjukkan gagasan yang orisinal dan substantif, bukan sekadar slogan dan janji manis," ujar Togar.
Togar juga menyoroti perlunya paslon membentuk tim yang solid dan mampu menyusun visi misi yang sesuai dengan kaidah akademik.
‘’Tim ini harus mampu mengumpulkan data-data kuantitatif dan kualitatif yang valid serta terkini untuk mendukung setiap gagasan dan kebijakan yang ditawarkan,’’ ujarnya.