Hilirisasi Terkendala Tenaga Kerja
Fokus pada Penambahan Skill Tenaga Kerja dan Skala Ekonomi-foto: ist-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Untuk meningkatkan perekonomian Sumsel secara masif, salah satu wacana yang sejak lama digaungkan hilirisasi berbagai sektor. Namun hingga kini belum dapat direalisasikan karena belum siapnya Sumsel, baik dari segi SDM berupa tenaga kerja hingga skala ekonomi yang belum masuk.
Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi mengatakan Sumsel belum punya hilirisasi dan masih menjual SDA (sumber daya alam) mentah sehingga belum ada nilai tambah. "Hilirisasi penting untuk meningkatkan perekonomian, maka perlu strategi mewujudkannya," ujarnya saat talkshow Sumsel Menuju Indonesia Emas di Hotel Aryaduta Palembang, Senin (1/7).
Strategi ini seperti mengandeng sektor keuangan maupun sektor yang masif untuk meningkatkan perekonomian. Kemudian ketenagakerjaan, perlu ada penambahan skill dengan melakukan berbagai pelatihan memenuhi kebutuhan pasar/lapangan kerja, serta bekerja sama dengan lembaga lain guna mengaet company dari luar untuk pembiayaan atau investasi. “Skala ekonomi belum masuk karena ketersediaan rantai produksi, skala ekonomi hingga kesiapan/akses sektor keuangan/perbankan,” bebernya.
BACA JUGA:Project Strategis Hilirisasi 2024, MIND ID Perkuat Program Nilai Tambah Komoditas Mineral
BACA JUGA:Program Hilirisasi Sukses Dongkrak Ekonomi Nasional
Ketua DPP Apindo, Shinta Kamdani menjelaskan kuncinya menciptakan lapangan kerja dengan mengoptimalkan potensi bonus demografi yang ada. "Selama 10 tahun ke depan, kalau kita tidak cukup menciptakan lapangan pekerjaan akan jadi beban negara," ujarnya. Namun untuk menciptakan lapangan kerja secara luas, perlu banyak menarik investasi, meningkatkan ekspor, industrialisasi harus jalan.
"Kalau kita lihat Sumsel ini SDA yang berpotensi bukan hanya chemical dan mineral, juga perkebunan," bebernya. Namun perhatikan perkembangan SDM yang ada. “Kita perlu melakukan up skilling karena jenis pekerjaan masa depan juga berubah sehingga perlu pelatihan lebih banyak," tuturna. Kemudian sektor UMKM, tak hanya meningkatkan jumlahnya tapi juga kualitasnya dari yang informal masuk ke sektor formal. (*)