Mengapa Gunung Everest Tetap Menarik Para Pendaki Meski Bahayanya Mengintai? Ternyata Ini Alasannya!

Menaklukkan Everest: Di balik keindahannya, gunung ini menyimpan risiko besar yang hanya bisa dihadapi oleh yang berani. Foto: afp--

SUMATERAEKSPRES.ID - Gunung Everest, gunung tertinggi di dunia, telah menyaksikan banyak nyawa hilang di lereng-lerengnya yang berbahaya.

Namun, ratusan pendaki tetap memadati jalurnya setiap tahun.

Apa yang membuat mereka begitu tertarik mendaki raksasa ini, meskipun risikonya sangat tinggi?

Bayangkan langit tertutup awan tebal dan keruh, dengan angin kencang yang membawa salju dengan kecepatan lebih dari 100 mil per jam.

Suhu di bawah -34 derajat Celcius, badai salju, dan longsoran salju yang mematikan adalah hal yang biasa di sini.

BACA JUGA:Manfaat Air Kunyit untuk Kesehatan, Solusi Alami untuk Tidur Lebih Berkualitas!

BACA JUGA:Haji Mangan: Sosok di Balik Lahirnya Jakarta Fair, Ide Brilian dari Orang Kepercayaan Ali Sadikin!

Inilah kondisi ekstrem di Gunung Everest, menara raksasa setinggi 8.849 meter yang terletak antara Nepal dan Tibet di Himalaya.

Mendaki Everest membutuhkan pelatihan dan persiapan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Meskipun demikian, mencapai puncak tidak pernah dijamin. Lebih dari 300 pendaki diketahui tewas di gunung ini.

Namun, setiap musim semi, gunung ini tetap menarik ratusan pendaki yang bertekad untuk mencapai puncaknya.

Jacob Weasel, seorang ahli bedah trauma, berhasil mencapai puncak Everest pada Mei 2023 setelah hampir satu tahun persiapan.

"Saya pikir saya dalam kondisi yang cukup baik," katanya.

BACA JUGA:Alhamdulillah, Gaji ke-13 Guru di OKI Dipastikan Cair Bulan Juli, Ini Kata Plh Diknas OKI!

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan