https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Tauhid dan Kepedulian untuk Meneladani Kepemimpinan Nabi Ibrahim AS

Dr Muhammad Isnaini MPd, Dosen UIN Raden Fatah Palembang-FOTO: IST-

Bagi seorang tokoh yang super sibuk, memotong sedikit waktu kesibukannya untuk sholat lima waktu, kadang-kadang banyak yang keberatan, karena dia sibuk terkadang shalatpun ditunda, melihat jam belum habis waktu sholatnya, karena fokus ke pekerjaan, akhirnya waktu shalatpun habis. Ternyata urusan pekerjaan kita lebih prioritas ketimbang hak Allah. Subhanallah terkadang Allah selalu dianaktirikan oleh kita. Hak Allah itu hanya menerima sisa-sisa waktu hambaNya, ketika ia sibuk.  

Dari peristiwa nabi Allah nabi Ibrahim as dan nabi Ismail as, paling tidak, ada empat pembelajaran yang dapat kita ambil di hari raya Adha ini, yaitu :

Pertama, bahwa setiap orang tua, harus memiliki komitmen yang kuat dan sungguh-sungguh untuk membentuk anak yang sholih dan sholihah yang taat dan berbakti kepada Allah dan Rosul-Nya. Sebagai orang tua kita harus khawatir, kalau-kalau anak kita menyimpang dari agama Allah. Jangan sampai orang tua kecolongan oleh lingkungan, sebab, apabila orang tua tidak menanamkan agama kepada anak-anaknya, maka anak-anak itu akan diajarkan oleh lingkungannya. 

Kedua, bahwa setiap perintah dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT, harus dilaksanakan dengan sami’na wa ‘atha’na, karena sesungguhnya, ketentuan-ketentuan Allah  yang dibebankan kepada hambaNya memiliki manfaat yang tinggi bagi manusia. 

Ketiga, bahwa syaitan akan terus menerus mengganggu manusia, agar manusia membangkang dari agama dan aturan Allah SWT sampai hari kiamat nanti. Karena syaithan sudah bersumpah dihadapan Adam, malaikat dan Allah Swt untuk menyeret manusia-manusia yang lupa kepada Allah swt ke dalam neraka jahannam bersama-sama dengan dia. 

Keempat, bahwa  sembelihan binatang ternak, merupakan simbol bagi kita yang berkurban  untuk membuang kesombongan dan nafsu hewaniyah, nafsu hedonis kita yang bersemayam dalam diri dan jasad kita. Nafsu-nafsu itu harus kita campakkan, dan dibuang jauh-jauh dari pribadi kita, agar kita selalu dekat dengan rahmat Allah Swt.

Hanya orang-orang yang bertaqwa lah yang sanggup melaksanakan perjuangan dan pengorbanan ini dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan perayaan Idul Adha kali ini, mampu menggugah hati kita untuk terus bersemangat, rela berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan negara amiin 3x ya robbal alamin. (*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan