Benarkah Makan Parutan Kelapa Bikin Cacingan? Ternyata Ini Fakta Sebenarnya!

Reporter: Nanda |

Editor: Novis |

Kamis , 13 Jun 2024 - 12:15

Jangan percaya mitos! Simak penjelasan lengkap tentang parutan kelapa dan potensi risiko cacing kremi. Foto: quora--

Kemudian Gatal-gatal yang intens tersebuy dapat mengganggu tidur dan membuat penderita merasa tidak nyaman, serta dapat memengaruhi kesejahteraan emosional dan perilaku anak-anak.

Mereka mungkin menjadi lebih mudah marah atau gelisah, dan Pada beberapa kasus, infeksi berat dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan.

Lantas bagaimana cara mencegahnya? Berikut beberapa langkah yang dapat membantu mencegah penularan infeksi cacing kremi pada anak-anak:

1. Mandi Setelah Bangun Tidur: Anak sebaiknya mandi setelah bangun tidur, terutama di pagi hari.

2. Ganti Pakaian Dalam Setiap Hari: Selalu ganti celana dalam setiap harinya untuk menjaga kebersihan.

3. Cuci Sprei, Pakaian Tidur, dan Pakaian Dalam dengan Air Panas: Telur cacing kremi dapat bertahan hidup pada sprei dan pakaian.

Cuci dengan air panas untuk membunuh telur.

4. Jaga Kuku Tetap Pendek dan Bersih: Telur cacing kremi sering bersembunyi di balik kuku yang panjang. Ajarkan anak untuk tidak menggigit kuku dan selalu mencuci tangan.

5. Hindari Menggaruk Area Anus Secara Langsung: Menggaruk dapat menyebarkan telur cacing kremi.

6. Mencuci Tangan: Setelah buang air besar atau sebelum makan, selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.

benarkah makan parutan kelapa bikin cacingan? ternyata  ini fakta sebenarnya!                            palembang, sumateraekspres.id - mitos yang menyatakan bahwa mengonsumsi parutan kelapa dapat menyebabkan cacing kremi sebenarnya tidak benar.
meskipun bentuk cacing kremi mirip dengan parutan kelapa, keduanya tidak memiliki hubungan langsung. 
cacing kremi adalah parasit berwarna putih yang biasanya hanya memiliki panjang kurang dari setengah inci.
infeksi cacing kremi, juga dikenal sebagai enterobiasis, adalah jenis infeksi cacing usus manusia yang paling umum terjadi.
penderita kremian umumnya adalah anak-anak usia lima hingga sepuluh tahun.
baca juga:hyundai luncurkan program menarik dan layanan aftersales komprehensif untuk pelanggan di palembang
baca juga:indosat ooredoo hutchison gelar shehacks innovate, dorong perempuan sumatra utara manfaatkan teknologi 
mitos ini mungkin muncul karena bentuk cacing kremi yang menyerupai parutan kelapa. dilansir dari situs resmi kominfo, menurut dr. marlyn cecillia malonda, spa, informasi tentang hubungan antara parutan kelapa dan kremian hanyalah mitos.
jika parutan kelapa bersih, mengonsumsinya tidak akan menyebabkan kremian. 
namun, jika parutan kelapa terkontaminasi oleh telur cacing kremi, maka kemungkinan dapat menyebabkan kremian pada seseorang.
jadi, penting untuk memastikan kebersihan bahan makanan yang kita konsumsi agar terhindar dari infeksi cacing kremi.
jadi sebenarnya apa yang bisa mengakibatkan infeksi cacing kremi, berikut penjelasan dan cara penanganannya yang dirangkum dari berbagai sumber.
gejala infeksi cacing kremi (enterobiasis) dapat bervariasi, tetapi yang paling umum adalah gatal-gatal di area dubur. ini adalah gejala paling khas.
penderita akan merasakan gatal di sekitar anus, terutama pada malam hari. gatal ini disebabkan oleh pergerakan cacing betina yang keluar dari anus untuk bertelur.
baca juga:telkomsel dan crunchyroll luncurkan paket bundling untuk akses anime favorit
baca juga:starlink indonesia: investasi rp30 miliar dan 3 pekerja, ini reaksi menteri investasi/kepala bkpm!
kemudian gatal-gatal yang intens tersebuy dapat mengganggu tidur dan membuat penderita merasa tidak nyaman, serta dapat memengaruhi kesejahteraan emosional dan perilaku anak-anak.
mereka mungkin menjadi lebih mudah marah atau gelisah, dan pada beberapa kasus, infeksi berat dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan.
lantas bagaimana cara mencegahnya? berikut beberapa langkah yang dapat membantu mencegah penularan infeksi cacing kremi pada anak-anak:
1. mandi setelah bangun tidur: anak sebaiknya mandi setelah bangun tidur, terutama di pagi hari.
2. ganti pakaian dalam setiap hari: selalu ganti celana dalam setiap harinya untuk menjaga kebersihan.
baca juga:mantap! sukses lelang randis, pemkab banyuasin tambah kas negara rp1,2 miliar
baca juga:bri buka 3 program rekrutmen pekerja, simak jadwalnya!
3. cuci sprei, pakaian tidur, dan pakaian dalam dengan air panas: telur cacing kremi dapat bertahan hidup pada sprei dan pakaian.
cuci dengan air panas untuk membunuh telur.
4. jaga kuku tetap pendek dan bersih: telur cacing kremi sering bersembunyi di balik kuku yang panjang. ajarkan anak untuk tidak menggigit kuku dan selalu mencuci tangan.
5. hindari menggaruk area anus secara langsung: menggaruk dapat menyebarkan telur cacing kremi.
6. mencuci tangan: setelah buang air besar atau sebelum makan, selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
baca juga:polisi gagalkan upaya nekat irt yang ingin terjun dari atas jembatan musi vi, begini ceritanya!
baca juga:4.345 peserta berhasil lolos snbt unsri, simak pengumumannya melalui situs berikut ini
7. membersihkan daerah anus: terutama setelah bangun tidur di pagi hari, membersihkan daerah anus secara rutin.
8. hindari menggigit kuku: kebiasaan menggigit kuku dapat memudahkan penularan telur cacing kremi.
9. simpan sikat gigi di wadah tertutup: hindari kontaminasi dengan telur cacing kremi.
10. tidak berbagi handuk dengan anggota keluarga lain: ini juga mengurangi risiko penularan
baca juga:menelusuri jejak empu gandring, antara mitos dan fakta pandai besi terbaik kerajaan majapahit 
baca juga:eksklusif: 4 fitur digital di n-max turbo tech max ultimate, buat skutik ini makin spesial!
untuk mengobati infeksi cacing kremi, dokter biasanya merekomendasikan obat pyrantel pamoate yang dijual bebas atau memberikan resep obat mebendazole atau albendazole.
pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan rantai penularan cacing kremi dan membantu penderita sembuh total. namun jika anda mengalami gejala gela tersebut, segera periksakan ke dokter.