Belum Semua Pembangkit Masuk Sistem Sumatera, GM PLN S2JB: Penormalan Sudah 100 Persen
Personel PLN berjibaku di lapangan dan kantor untuk melakukan penormalan pendistribusian listrik kepada pelanggan pascaterjadinya gangguan SUTET 275 kV Lubuklinggau – Lahat.-foto: ist-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Setelah berjibaku kurang lebih 38 jam, terhitung Kamis (6/6) dinihari sekitar pukul 01.16 WIB, upaya penormalan pascaterganggunya SUTT 275 kV Lubuklinggau-Lahat jalur 1,2 telah kelar 100 persen.
"Alhamdulillah, Kamis (6/6) pukul 01.16 WIB kondisi kelistrikan pelanggan di wilayah S2JB sudah 100 persen normal," kata Manajer Komunikasi dan TJSL PT PLN UID Sumsel, Jambi dan Bengkulu (S2JB), Iwan Arissetyadhi.
Menurutnya, gangguan transmisi SUTT 275 kV Linggau - Lahat berimbas pada pemadam di berbagai wilayah yang ada di unit kerja PT PLN UID S2JB.
General Manajer (GM) PT PLN UID S2JB, Adhi Herlambang mengatakan, meski aliran listrik di wilayah Sumatera sudah normal 100 persen, namun proses penstabilan atau penormalan listrik masih perlu dilakukan.
Karenanya itu, kemungkinan masih aka nada pemadaman di sejumlah wilayah Sumatera. "Tidak besar, tapi potensinya ada. Potensi malam nanti (tadi malam) mungkin ada sedikit pemadaman di sejumlah wilayah, waktu beban puncak," ujarnya saat jumpa pers di Kantor PLN Jalan A Rivai Palembang.
BACA JUGA:PLN UIP Sumbagsel Gelar Aksi Pembersihan dan Pengolahan Sampah
BACA JUGA:Peduli Lingkungan, PT PLN IP UBP Bersihkan Sampah di Kampung Kapitan
Waktu beban puncak yang dimaksud yakni sekitar pukul 18.00-20.00 WIB. Adhi menjelaskan, pemadaman listrik akan dilakukan lebih kurang 1-2 jam. Dia menyebut pemadaman akan dilakukan secara merata.
"Wilayahnya dibagi merata dari Aceh sampai Lampung, tapi tidak terlalu besar," jelasnya. Hal itu dilakukan karena belum semua pembangkit semua masuk ke sistem pelistrikan Sumatera. “Jadi kami masih fokus pada penormalan," pungkas dia.
Meski begitu, imbas padamnya listrik yang dialami pelanggan 9 provinsi telah menyebabkan cukup banyak kerugian. Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sumsel, Affandi Udji mengatakan, nilai kerugian dampak blackout listrik di Sumsel mencapai triliunan rupiah. "Lebih spesifik lagi mungkin bisa sampai Rp2 triliunan," kata dia.
Menurut dia, kerugian itu berdampak luar biasa bagi dunia usaha. Belum lagi listrik yang tidak stabil memengaruhi kinerja mesin di pabrik, usaha kecil seperti fotokopi, warnet dan sebagainya. Termasuk rumah tangga.
"Beberapa ada yang menyampaikan ke saya, kondisi produksi di pabrik terganggu, diantaranya ada pabrik sawit,” jelasnya. Kemudian efek dari padamnya listrik menyebabkan distribusi air bersih terhenti.
BACA JUGA:Duh, Ratusan Ikan Koi Mati Dampak Sumsel Blackout, Kerugian Capai Puluhan Juta, PLN Gimana Nih?