BBPOM Sidak, Dinkes-RS Wajib Lapor

*Jika Ada Kasus Keracunan Chiki Ngebul

PALEMBANG – Munculnya korban keracunan di Tangerang usai konsumsi makanan kekinian Chiki Ngebul atau Ice Smoke disikapi cepat jajaran terkait di Sumsel. Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Palembang, Zulfikli Apt dan jajaran langsung turun melakukan pengecekan di lapangan.

"Tadi (kemarin) kami mengajak Dinkes Kota dan IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) Palembang mengecek ke arena keramaian di Kambang Iwak. Ada empat penjual itu (ice smoke) yang kami temukan," ungkapnya, tadi malam (8/1).

Dari pengecekannya tersebut, didapat informasi kalau umumnya pedagang hanya menjual. Sedangkan barang dagangan itu didapatkan dari luar Kota Palembang. "Penjual bilang mereka pesan chiki nitrogen ini secara online. Itu keterangan mereka. Besok (hari ini) akan kita dilanjutkan lagi ke mal," bebernya. BACA JUGA :Sidak Penjual Chiki Ngebul di Sekolah dan Mall

Dikatakan Zulkifli, yang berbahaya dari chiki ngebul atau ice smoke ini bukan chiki-nya.Tapi asap gas Nitrogennya. "Karena itu besok (hari ini) akan kita tindak lanjuti ke yang punya dan penjual gas Nitrogennya," pungkas dia,.

Pantauan di Palembang Indah Mall (PIM), di sana ada yang jual chiki ngebul atau ice smoke tersebut. Secara tampilan memang menarik. Chiki-nya warna warni, kemudian diasapi dengan Liquid Nitrogen Foodgrade (Nitrogen khusus makanan) sehingga terasa dingin.

Terakhir diberi topping dengan varian yang disukai. Asap timbul dari chiki itu.  Satu porsi chiki ngebul itu dijual Rp35 ribu. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, dr Trisnawarman mengatakan, pihaknya sudah memonitor informasi tentang ice smoke ini. BACA JUGA :Sensasi Dingin dan Berasap dari Chiki Ngebul

“Kita Pemprov akan membuat edaran Gubernur terkait ini, menindak lanjut edaran Menkes,” imbuhnya. Diketahui, nitrogen cair lewat chiki ngebul atau ice smoke jika dikonsumsi berkepanjangan bisa menyebabkan kerusakan internal pada organ. Apabila bersentuhan dengan tubuh, yaitu bisa menyebabkan kerusakan termal yang parah pada kulit, mata, maupun organ

Cold burn atau luka bakar dingin merupakan kerusakan lokal pada kulit dan jaringan lainnya akibat pembekuan. Hal ini karena paparan dingin berkepanjangan. Tingkat keparahan cedera tergantung pada durasi dan area kontak. Dari sejumlah kasus, cedera terjadi ketika kulit telanjang dan jaringan terbuka lainnya bersentuhan dengan nitrogen cair selama lebih dari beberapa detik.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri telah mengeluarkan surat edaran (SE) berisi instruksi agar Dinkes kabupaten/kota dan rumah sakit (RS) harus melaporkan temuan kasus keracunan jajanan pangan berasap nitrogen cair atau chiki ngebul di wilayah masing-masing. BACA JUGA :Pastikan Jajanan-Pangan Aman, Cek Klik di BBPOM

Kemenkes memberikan warning kepada orang tua, supaya mengutamakan asupan gizi anak dengan standar olahan yang baik.  Berangkat dari kasus keracunan chiki ngebul yang dialami tujuh murid SDN 2 Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat akhir November 2022 lalu.

Dalam perkembangannya, kasus ini meluas. Total ada 28 anak dilaporkan mengalami keracunan setelah mengonsumsi chiki ngebul. Kasus terjadi di Kabupaten Tasikmalaya yakni 24 anak dan empat kasus di Kota Bekasi dengan empat korban.

BACA JUGA : Mau Lulus PTN Favorit, Buruan Ikuti Ini

''Orang tua harus di edukasi agar memberikan makanan kepada anak sebaiknya yang bergizi dan diolah dengan standar yang baik,'' kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi.

Anak-anak diminta untuk tidak jajan sembarangan. Ada satu kasus yang semula mengalami gejala berat hingga perlu dirujuk dan dirawat di RS. Ia mengalami perforasi atau adanya lubang di saluran cerna sehingga membutuhkan operasi.

BACA JUGA :Anak Sering Ngompol, Ini Penyebabnya

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, dr Ryan Bayusantika Ristandi SpPK MMRS sisa nitrogen cair terminum. "Korban yang berusia 4 tahun ini meminum sisa nitrogen cairnya," katanya. Saat ini, seluruh anak, baik kasus yang terjadi di Tasikmalaya November lalu, maupun Bekasi di Desember 2022 sudah dinyatakan pulih. (tin/yun/disway.id)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan