Pj Gubernur Agus Fatoni Minta Sekolah Pertimbangkan Study Tour, Tidak Terlalu Aman dan Berisiko Tinggi

Dr Drs H Agus Fatoni MSi-FOTO: KHOLID/SUMEKS-

 

Imbau Tidak Study Tour Keluar Kota

Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel mengimbau sekolah-sekolah untuk tidak melakukan study tour ke luar kota. "Kami sudah keluarkan surat edaran ke sekolah-sekolah. Jika tidak mendesak dan perlu banget atau penting banget, untuk tidak melakukan study tour demi keselamatan siswa dan guru," ujar Kepala Bidang SMA Disdik Sumsel Drs Joko Edi Purwanto MSi, kemarin. 

Kalaupun ada sekolah yang tetap akan melakukan study tour, harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, harus memilih kendaraan sesuai standar yang ditetapkan Dinas Perhubungan. Saat di perjalan, guru harus benar-benar bisa memperhatikan siswanya. "Kalau bisa minimal 10 anak didampingi 1 guru," terangnya. 

Selain itu tempat yang dikunjungi harus yang benar-benar ada unsur pendidikanya. Minimal 80-90 persen ada unsur pendidikannya. Namun dia menyampaikan kembali,  sebaiknya jika tidak terlalu perlu dan mendesak, tidak usah bepergian keluar kota. "Sebaiknya tidak melakukan study tour dulu selama liburan ini, sesuai arahan Pak Sekda. Mengingat kondisi keselamatan siswa," tandasnya. 

BACA JUGA:Pendidikan Berduka! Kecelakaan Bus Study Tour di OKI Telan Korban Jiwa Siswa dan Guru, Sopir Bus Kabur

BACA JUGA:Tragedi Kecelakaan Bus di Kayuagung: 14 Siswa dan 6 Guru Dilarikan ke IGD, 2 Meninggal Dunia, Saksi Sebut Ini!

Sementara, Pengamat Pendidikan Sumsel Drs H Herman Wijaya MSi, sangat menyayangkan terjadinya musibah kecelakaan yang merenggut nyawa siswa dan guru SDN 1 Harisan Jaya, Kecamatan Cempaka, Kabupaten OKU Timur.

“Ini tentu sangat disayangkan. Zaman kami dulu di Diknas, tidak ada izin untuk study tour keluar kota. Silakan saja anak-anak pergi sama orangtuanya," cetus Herman.

Larangan tersebut dibuat, untuk menghindari hal-hal seperti yang terjadi ini. “Kenapa dilakukan larangan study tour keluar kota? Karena peluang terjadinya hal-hal tak diinginkan, besar. Karena anak-anak SD, SMP masih di bawah umur,” tegasnya.

Begitu juga terhadap siswa SMA/SMK, anak-anak tersebut juga tetap perlu pengawasan. Selama di perjalanan tidak ada yang bisa menjamin akan berjalan mulus. “Makanya itulah kami melarang," bebernya.

Termasuk alasan sekolah, yang akan melakukan perpisahan di luar kota. Pihaknya dulu juga tidak pernah mengizinkan. “Takutnya seperti inilah. Kan sedih orang tua /wali siswa, gara-gara nafsu (jalan-jalan) sesaat. Bahkan yang olah raga renang di kolam renang saja tidak kami izinkan, gara-gara ada anak yang meninggal tenggelam," tandasnya. (lid/nni/air)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan