https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Angka Pengangguran Perkotaan Tinggi

KERJA: Pekerjaan buruh bangunan sering menjadi pilihan akhir saat orang menganggur dan tidak punya pekerjaan lain. FOTO : EVAN/SUMEKS--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan menunjukkan angka pengangguran terbanyak masih berada di wilayah perkotaan.

Dimana salah satu kota terbesar dan ibu kota Provinsi Sumsel yaitu Kota Palembang memiliki tingkat pengangguran terbuka (TPT) tahun 2023 sebesar 7,49 persen. 

BACA JUGA:Ekonomi RI Tumbuh, Diiringi Penurunan Pengangguran dan Peningkatan Lapangan Kerja

BACA JUGA:Tingkat Pengangguran di Sumsel Capai 3,97 Persen, Terbanyak Tinggal di Kota dan Lulusan D1 sampai D3

Pj Wali Kota Palembang, Drs H Ratu Dewa MSi, mengatakan, tingginya angka pengangguran di perkotaan, bukan murni warga kota yang benar-benar menetap.

"Jangan melihat warga Palembang dengan jumlah yang ada, karena ini banyak juga para pendatang dari kabupaten/kota lain yang tercatat menganggur," sampainya, kemarin (11/5). 

Misalnya mereka datang ke Kota Palembang menginap atau tinggal (seperti kota transit) dan tidak terserap lapangan kerja sehingga menjadi pengangguran. "Warga pendatang menjadikan Palembang sebagai kota transit. Ini PR buat kita mencarikan solusinya," katanya. 

Terkait angka pengangguran didominasi tamatan D1 dan D3, ia sudah meminta kepada Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) untuk mencari formula yang pas menyikapi masalah ini.

"Bisa dicarikan program yang sifatnya jangan sosialisasi, tetapi pendekatan program yang melahirkan sebuah skill tertentu sehingga angka pengangguran di jenjang pendidikan ini dapat diakomodir," imbuhnya.

BACA JUGA:Angka Pengangguran 7,2 Juta, Tiga Sektor Serap Pekerja Tertinggi

BACA JUGA:Jadi Penopang Mengurangi Pengangguran, LPK Sahabat Pelang Harapkan Hal Ini dari Disnakertrans OKI!

Selain itu, kata dia, coba diadakan kerja sama dengan berbagai stakeholder seperti unsur swasta sehingga kolaborasi ini dapat mengurangi angka pengangguran yang ada. 

"Dari sisi vokasi, ini harus ada penjajakan dengan semua stakeholder sehingga terukur misalnya jurusan atau tamatan jenjang pendidikan apa keamanan pasar kerjanya," pungkasnya. (tin/fad)

 

Tag
Share