Sektor Perbankan Tetap Tangguh, Di Tengah Guncangan Ekonomi Global

--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Industri perbankan Indonesia berhasil menunjukkan ketangguhan di tengah guncangan ekonomi global dan fluktuasi politik dalam negeri. Laporan terbaru Tim Analitik Kredit Rating Indonesia (KRI) yang dilakukan Gromy Purba dan Samuel Sitorus, sektor perbankan tak hanya bertahan tetapi juga mencatatkan pertumbuhan menjanjikan. 

Dalam periode yang ditinjau, penyaluran kredit meningkat sebesar 11 persen year-on-year mencapai lebih dari Rp 7.094 triliun di Februari 2024. Jumlah deposito mengalami lonjakan hingga 56 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp8.440 triliun.

”Kami melihat perbaikan signifikan dalam kualitas aset, dengan rasio kredit macet (non performing loan/NPL) net yang turun menjadi 24 persen pada Februari 2024 dari 26 persen pada tahun sebelumnya,” ujar Gromy Purba.

Sektor perbankan juga menunjukkan kecukupan modal yang sangat baik, dengan rasio kecukupan modal mencapai lebih dari 278 persen. Menurut Samuel Sitorus, hal itu memberikan fondasi yang kuat bagi perbankan untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi yang mungkin muncul.

BACA JUGA:Lowongan Kerja Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia

BACA JUGA:Deadline 30 April 2024: Bergabunglah dengan Bank Muamalat, Peluang Karir di Industri Perbankan Syariah!

Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga perbankan sebesar 0,25 basis poin menjadi 6,25 persen pada April juga mendapat sorotan. Kenaikan itu menurut dia, berhasil menstabilkan nilai tukar rupiah. Namun di sisi lain, menimbulkan dampak negatif terhadap kemampuan bayar debitur, khususnya di segmen UMKM, mikro, dan individual (consumer loan).

”Kenaikan ini memang memberi dampak ke stabilitas moneter, tetapi kita juga harus waspada terhadap tekanan yang ditimbulkannya pada kemampuan bayar konsumen,” tambah Samuel. Kendati menghadapi tantangan likuiditas dan potensi peningkatan NPL karena faktor-faktor tersebut, tim KRI optimistis sektor perbankan masih memiliki peluang pertumbuhan yang solid. 

Kenaikan Net Interest Margin (NIM) menjadi 46 persen menunjukkan potensi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan dalam industri perbankan. “Kami percaya sektor ini mampu beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang ada untuk ekspansi lebih lanjut,” ucap Gromy. (jp/fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan