Kaum Hawa Jadi Petani Dadakan

   

*Program GSMP Diminati Ibu-ibu

 MURATARA - Program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) besutan Gubernur Sumsel, H Herman Deru dimulai dari lahan terbatas dan disekitar perkarangan rumah.

‘’Kita tak bosan-bosan mengajak warga untuk menghijaukan pekarangan rumah,’’ ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Muratara, Asim Nurudin.

Dikatakan, sekecil apapun peluang yang dimiliki masyarakat, namun jika kelola dengan maksimal tentunya akan mendapatkan hasil yang memuaskan. “Untuk memulai bercocok tanam itu tidak mesti dari lahan yang luas, bibit yang banyak. Tapi bisa mulai dari halaman kecil di rumah atau menggunakan polibag,” katanya.

Memanfaatkan lahan di sekitar perkarangan rumah, paling tidak warga mampu menghasilkan minimal untuk kebutuhan sehari hari. "Jadi segala sesuatu itu tidak harus dibeli dipasar. GSMP ini mengajarkan pola hidup produktif, ketimbang konsumtif" bebernya.

Sementara itu, GMSP menjadi idaman kaum hawa di kabupaten Muratara. Banyak ibu ibu rumah tangga di Desa Bukit Langkap, Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Muratara, menjadi petani dadakan di sekitar rumah.

Seperti diungkapkan Haliza warga yang sempat dibincangi Jumat (6/1) mengaku, saat ini sudah cukup banyak warga khususnya kaum hawa di desa mereka yang beralih menjadi petani dadakan di sekitar perkarangan rumah. “Aktivitas itu bisa terpantau dengan mudah saat melintasi jalan poros desa tersebut,” katanya.

Menurutnya, infirasi kebun dadakan di sekitar perkarangan rumah itu bermula dari pembagian bibit bantuan dari program GSMP di 2022 lalu. Lalu mulai banyak warga yang membuat kotak kotak tanaman di sekitar perkarangan rumah. Kotak kotak kayu itu akan diisi tanah sebagai media tanam. “Sayur sawi, tomat, bawang cabai di tanama semua. Waktu awal memang masih sedikit, tapi setelah ke sini mulai banyak yang ikut latah menanam di sampimg rumah,” ungkapnya.

Selain hasil panen sejumlah tanaman kholtikultura itu, bisa dimanfaatkan untuk keperluan pribadi. Haliza mengatakan, sejumlah kotak baglog kayu yang dijadikan sebagai media tanam itu juga nampak memperindah suasana lingkungan rumah. “Kelihannya bagus tanaman subur memghijau di kotak kotak tanam, jadi banyak warga yang ikut latah jadi petani dadakan,” ujarnya.

Warga juga, lanjutnya, mengaku jika program penanaman di samping perkarangan rumah itu sangat bermanfaat jika dikembangkan secara luas. Pasalnya, sejumlah produk unggulan di wilayah Muratara seperti karet dan sawit harganya selalu tidak stabil. "Paling idak untuk sayur mayur di rumah itu terpenuhi idak beli lagi, paling belanjo bumbu bumbu dapur bae," timpalnya. (zul)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan