Ekonomi Tumbuh tapi Pabrik Manufaktur di Indonesia Tutup, Jokowi Sebut Bisa Efisiensi atau Kalah Bersaing
Ilustrasi pabrik tutup-Foto: Freepik-
JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapannya terhadap isu penutupan beberapa pabrik manufaktur di dalam negeri.
Menurutnya, fluktuasi semacam ini adalah bagian dari dinamika pasar yang dipengaruhi oleh kompetisi, efisiensi, dan adaptasi terhadap barang-barang baru.
"Kalau masalah ada pabrik yang tutup, sebuah usaha itu naik turun karena kompetisi, karena mungkin efisiensi, juga karena bersaing dengan barang-barang baru yang lebih inovatif," jelas Jokowi.
Meskipun menghadapi penutupan beberapa pabrik, Presiden menegaskan bahwa secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap sangat baik.
BACA JUGA:Astaga! Ada 4 Bank Bangkrut April ini, Ayo Segera Cek Rekening, Amankah Dana Simpanan Anda?
Ini menunjukkan ketahanan ekonomi serta potensi pasar domestik yang kuat dan kepercayaan investor.
"Saya kira dua hal itu (konsumsi dan investasi) yang sangat baik," ucapnya.
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi menjadi indikasi bahwa Indonesia tetap menjadi ekonomi yang kuat meskipun dalam menghadapi tantangan global.
Hal ini juga terus menarik investasi yang memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
BACA JUGA:Tren Inflasi Sumsel Melandai, Ekspor Bulanan Tembus US$503,09 Juta
BACA JUGA:Kendalikan Inflasi, Stabilkan Harga Bahan Pokok
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 mencapai 5,11 persen secara tahunan (year-on-year). Angka ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2015.
Jokowi menyampaikan optimisme terhadap kondisi ekonomi nasional yang mencatat pertumbuhan sebesar 5,11 persen pada triwulan I tahun 2024.