Konsul Haji KJRI Jeddah Dorong Pemimpin Maktab Pahami Keragaman Jemaah Haji Indonesia
Konsul Haji KJRI Jeddah Dorong Pemimpin Maktab Pahami Keragaman Jemaah Haji Indonesia-Foto: Kemenag-
JEDDAH, SUMATERAEKSPRES.ID - Konsul Haji pada Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Nasrullah Jasam, menekankan pentingnya pemimpin maktab memahami latar belakang jemaah haji Indonesia.
Pada acara Bimbingan Teknis terintegrasi yang diadakan oleh KUH KJRI bersama Masyariq, Nasrullah menjelaskan bahwa latar belakang tersebut mencakup aspek kultur, budaya, pendidikan, usia, dan profesi jemaah haji.
Bimbingan teknis ini dihadiri oleh koordinator wilayah Daerah Kerja Bandara, Makkah, dan Madinah, serta penghubung dan pengurus maktab.
Jumlah peserta mencapai 219 orang yang berasal dari 73 maktab yang bertugas memberikan layanan kepada jemaah haji.
BACA JUGA:Tahap Penuh Biaya Perjalanan Ibadah Haji Ditutup, Jemaah Diimbau Waspada Janji Visa Non Haji
BACA JUGA:Menyambut Ibadah Haji 2024: Inilah 5 Daftar Perlengkapan yang Harus Dipersiapkan Jemaah Haji!
"Tugas utama pemimpin maktab adalah memahami secara menyeluruh latar belakang jemaah haji Indonesia, termasuk dari segi kultur, pendidikan, usia, jenis kelamin, dan profesi," ungkap Nasrullah di Jeddah.
Indonesia tahun ini mendapatkan kuota sebanyak 241.000 jemaah haji, dengan rincian 213.320 jemaah haji khusus dan 27.680 jemaah haji reguler.
Nasrullah juga menyoroti bahwa sekitar 45.000 jemaah haji Indonesia termasuk dalam kategori lansia (usia 65 tahun ke atas).
"Jemaah haji Indonesia memiliki ragam yang luas. Dari segi pendidikan, ada yang hanya lulusan sekolah dasar hingga yang merupakan guru besar. Kultur yang beragam juga tercermin dari berbagai daerah asal di Indonesia," tambahnya.
BACA JUGA:TEGAS! Arab Saudi Siapkan Sanksi dan Hukuman Serius Ini Terkait Haji Tanpa Visa, Salah Satunya Penjara
Nasrullah juga menegaskan bahwa pengalaman bepergian jemaah haji Indonesia juga sangat beragam, di mana sebagian dari mereka bahkan belum pernah berpergian ke luar negeri sebelumnya.
Harapannya, pemahaman akan keragaman ini dapat diterapkan oleh pengurus maktab agar pelayanan yang diberikan juga dapat mengakomodasi kebutuhan serta karakteristik yang beragam dari jemaah haji Indonesia.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Ketua Masyariq, M Amin Indragiri, yang menekankan pentingnya pengurus maktab memperhatikan keragaman jemaah haji Indonesia dalam memberikan layanan.
Selain itu, Amin juga menyoroti pentingnya profesionalisme dalam menjalankan tugas mereka dalam melayani jemaah haji.