https://sumateraekspres.bacakoran.co/

APH Paenibacillus, Lebih Ramah Lingkungan, Tumpas Patah Leher pada Tanaman Padi

PANTAU LAPANGAN: Akhmad Shawaluddin, petugas PPEP- POPT saat memantau persawahan milik petani di Desa Suka Cinta, Kecamatan Muara Kuang, Ogan Ilir. -andika-

’Rekomendasi yang perlu dilakukan dimulai dengan melakukan sanitasi lahan. Pengendalian secara organik dapat dilakukan dengan aplikasi APH (agen pengendali hayati) Paenibacillus polymyxa untuk penyakit blas dan APH Trichoderma sp,” terangnya.

Selain itu, pemupukan berimbang dan pengamatan intensif perlu dilakukan untuk memantau perkembangan OPT. ‘’Selain aplikasi di persemaian dan pertanaman, paenibacillus juga diaplikasikan pada saat benih belum sebar dengan cara perendaman selama 15 sampai 20 menit,’’ katanya.

Dikatakan, untuk mengendalikan penyakit blas ini salah satunya yakni dengan menggunakan Paenibacillus polymyxa dengan dosis 5 cc/liter air. 

‘’Pengaplikasiannya dapat dilakukan secara berkala pada persemaian, umur 2 minggu setelah tanam (mst), 4 MST, 6 MST dan 8 MST,” tukasnya.
Menurutnya, pengaplikasian ini dapat mengatasi serangan blas dan tidak berkembang menjadi patah leher.

‘’Selain lebih ramah lingkungan, penggunaan APH Paenibacillus disarankan dimanfaatkan karena lebih murah dibandingkan dengan fungisida,’’ ujarnya. (dik)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan