Terapkan Bio Insektisida Metarhizium, Cegah Hama WBC
PENGENDALIAN: Petugas PPEP-POPT Junaidi, SP bersama Koordinator Penyuluh, Tunggul Sinaga, SP dan PPL, Halijah AMd melakukan kegiatan Gerakan Pengendalian OPT padi di lahan kelompok Tani Srilangka, Desa Kumbang Ulu, Kecamatan Kandis, Kabupaten Ogan Ilir. -FOTO: ANDIKA/SUMEKS-
INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Wereng Batang Cokelat (WBC) salah satu hama yang menyerang tanaman padi. Hama ini mempunyai sifat plastis, mudah beradaptasi pada keadaan atau kondisi lingkungan baru. Apalagi cuaca kemarau basah saat ini sangat cocok dengan habitat perkembangbiakan WBC.
Petugas Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian-Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPEP- POPT), Junaidi, SP bersama Koordinator Penyuluh, Tunggul Sinaga, SP dan PPL, Halijah AMd telah melakukan kegiatan Gerakan Pengendalian OPT Padi. Lokasinya berada di lahan kelompok Tani Srilangka, Desa Kumbang Ulu, Kecamatan Kandis, Kabupaten Ogan Ilir.
Junaidi mengatakan, WBC merupakan hama tanaman padi yang menjadi momok bagi petani. ‘’Serangan hama WBC sangat merugikan dan bisa berdampak pada gagal panen," ungkap Junaidi.
Siklus hidup WBC relatif pendek, kurang lebih 35 hari. Selain itu, WBC betina dewasa mampu berkembang biak menjadi anakan sebanyak 300 ekor. ‘’Produktivitas WBC yang cepat mengharuskan petani untuk melakukan pencegahan dan pengendalian secara tuntas,’’ katanya.
BACA JUGA:Intensitas Serangan Hama Capai 1,2 Persen, Lakukan Pengendalian Hama
BACA JUGA:Mau tahu Cara Mengendalikan Hama Tikus Secara Efektif, Ini Jawabannya
Untuk tanaman yang terserang WBC di antaranya warnanya berubah menjadi kekuningan. Pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. ‘’Jika serangan melebihi ambang batas, keseluruhan tanaman padi menjadi kering dan mati," jelasnya.
Pihaknya melakukan monitoring pada hamparan padi varietas Manohara seluas 20 Ha berumur 1-45 Hst milik poktan Srilangka. ‘’Dari luasan tersebut, lahan padi seluas 8 ha telah terserang WBC. Karenanya kami melakukan penyemprotan dengan menggunakan bio-insektisida berbahan aktif Metarhizium spp," tukasnya.
Metarhizium adalah bio-insektisida berbahan aktif jamur Metarhizium anisopliae. Sangat selektif untuk mengendalikan hama WBC. ‘’Metarhizium adalah salah satu agen hayati yang dapat digunakan sebagai pengganti pestisida kimia,’’ ujarnya
Dikatakan, hal ini perlu di edukasi kan kepada petani, penggunaan bahan kimia, bukan satu-satunya solusi utama penanganan pertanian. ‘’Metarhizium adalah salah satu jenis jamur agen pengendali hayati (musuh alami) yang berasal dari hama dan penyakit yang dilemahkan,’’ ujarnya.
BACA JUGA:Ini Dia Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memberantas Hama Ulat pada Tanaman Kelapa Sawit
BACA JUGA:Petani Wajib Tahu, Ini Cara Alami untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit
Beberapa kelebihan dari penggunaan agen hayati Metarhizium, antara lain, selektivitasnya tinggi dan tidak menimbulkan ledakan hama baru. ‘’Agen hayati bersifat parasitoid dapat menyebar dan pengendalian dapat berjalan dengan sendirinya,’’ ujarnya.
Rekomendasi yang dapat dilakukan setelah dilakukan pengendalian adalah melakukan evaluasi 3-5 hari setelah pengendalian. ‘’Jika intensitas serangan meningkat lakukan pengendalian lanjutan dan pengamatan secara intensif untuk memantau perkembangan OPT," terangnya.