Kerajinan Koran Bekas Tembus Pasar Internasional

PALEMBANG - Nyimas Eli Agustina,  mempelopori pembentukan Bank Sampah Kenanga sejak Maret 2022. Seluruh sampah anorganik dibeli dan ditampung ibu empat anak ini dari warga. Kini telah ada 90 nasabah, yang menyuplai sampah anorganik setiap minggunya. Meliputi sampah botol kemasan plastik, botol plastik, kaleng, koran, ember, kardus, kaleng susu, alma kaleng serta lainnya." Sekitar 50 Kg sampah plastik, terkumpul di bank sampah kenanga," kata wanita yang akrab disapa Cek Eli itu. Bank sampah Kenanga juga punya slogan "Payo Kito bayar IPAL dengan sampah. Sampah sahabat Kito Galo."

Cek Eli pun menyulap seluruh sampah menjadi kerajinan tangan. Lalu  menjadi berbagai barang  bernilai ekonomi yang tinggi. Dibantu lima orang yang terampil, berbagai barang telah diproduksi. Seperti gantungan kunci, sandal, perhiasan kalung, jam dinding, keranjang, tempat minum, tempat pena, hingga sarung bantal.

" Barang pengolahan sampah ini, dijual mulai Rp 7.500 - 200 ribuan," kata warga RT 11, Kelurahan 19 Ilir Kecamatan Bukit Kecil, Kota Palembang ini.

" Kita fokus pembuatan barang dari bahan koran, goni (karung goni) serta sisa potongan kain," kata Cek Eli, yang memiliki kreatifitas sejak tinggal di Jakarta. Baca juga : Kenali Penyebab Menurunnya Kualitas Sperma Baca juga :Istri yang Saya Cintai ”Menusuk” dari Belakang

Istri RM Andi itu, banyak produksi barang dari bahan kertas koran. Adapun proses pembuatannya, koran dipotong  dan  dilinting panjang. Lalu dibentuk berbagai barang seperti jam dinding, tempat pena, keranjang, nampan serta kalung. Setelah itu, dilakukan pengeleman.

Setelah dilem, kerajinan dijemur dibawah terik matahari selama satu hari. " Kalau cuaca mendung, kita pakai kipas angin," ucapnya.Setelah dijemur, kemudia. dicat pernis. " Kita butuh waktu dua hari, setiap pembuatan kerajinan ini," ungkap perempuan yang bergelar sarjana ekonomi itu.

Kebanyakan barang kerajinan itu, telah diorder masyarakat Palembang dan dibeli wisatawan luar negeri. " Kini omzet kerajinan bank sampah kenanga, telah tembus jutaan rupiah setiap bulannya," tegasnya. Cek Eli berkomitmen wujudkan Ekowisata di Kelurahan 19 Ilir, dengan wujudkan lingkungan bersih dari sampah.Lalu ibu rumah tangga, mendapatkan penghasilan tambahan bagi keluarga. Dengan cara mengumpulkan sampah anorganik yang ada. Baca juga : Konsultasi Bisa Via Telekonsultasi Baca juga :  Berhasil Lahirkan Bayi ke 100

Ketua Pengelola Bank Sampah Kenanga, Warda, mengatakan, warga sangat antusias mengumpulkan sampah anorganik. Pasalnya sampah yang dkumpulkan, bisa dijual dan mendapatkan uang.

Adapun harga sampah itu, koran harganya Rp10 ribu/kg. Lalu gelas plastik Rp1000-2000/kg, botol plastik harga Rp1000-2000 kg, kaleng susu harga Rp 2.500/kg serta duplek (kotak susu) harga Rp400/kg dan kardus harga Rp1.200." Adanya bank sampah ini, menjadi peluang warga mendapatkan penghasilan tambahan," tegasnya. Selain mewujudkan lingkungan yang bersih dan bebas sampah.

Baca Juga : Progres Sekanak Lambidaro Segmen Radial Masuki Tahap Akhir

Terpisah, Lurah 19 Ilir, Muhammad Yusri, mengaku salut dengan apa yang dilakukan Cek Eli. Beliau miliki ide dan inovasi yang sangat luar biasa, mengelola sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi.Dengan cara bentuk bank sampah kenanga. " Apa yang dilakukannya ini, mewujudkan lingkungan bersih bebas sampah," ucapnya. Sekaligus berikan peluang bagi warga, mendapatkan penghasilan sampah dari mengumpulkan sampah organik. (yud/lia)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan