Sudah Ratusan Kerbau Mati Mendadak
TERNAK: Salah satu kerbau yang mati di Kecamatan Pendopo.-foto : hendro/sumeks-
EMPAT LAWANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam kurun waktu beberapa hari terakhir, ratusan ekor kerbau mati mendadak di beberapa desa di Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empat Lawang. Wabah yang menyerang kerbau itu diduga mati karena terjaring penyakit septicaemia epizootica atau ngorok.
Camat Pendopo, Kabupaten Empat Lawang Sefta Doris saat dikonfirmasi membenarkan bahwa di kawasannya banyak kerbau yang terserang penyakit sehingga banyak puluhan hewan ternak yang mati.
"Benar banyak hewan ternak warga jenis kerbau yang mati akibat terkena penyakit ngorok, bukan hanya di Kecamatan Pendopo tetapi banyak di kecamatan lain juga seperti Muara Pinang, Lintang Kanan, Pendopo dan Pendopo Barat," ungkapnya.
Sementara itu, pihaknya saat ini sudah melaporkan secara lisan ke Dinas Pertanian Kabupaten Empat Lawang. Warga juga berharap, agar pemerintah daerah segera turun tangan dan mencarikan solusi agar penyakit hewan ternak ini segera pulih.
BACA JUGA:Bakteri Penyakit Ngorok Meluas, Setelah OKI-OI, Puluhan Kerbau di Empat Lawang Mati Mendadak
BACA JUGA:Sawah Rusak Dimasuki Kerbau, Petani Minta Ganti Rugi
"Tadi sudah kami laporkan ke dinas terkait, katanya mau turun ke lapangan sama Tomi PPT, tapi belum di kasih kabar kapan," jelasnya.
Masyarakat Desa Tanjung Raman juga mengeluhkan hewan ternaknya jenis kerbau banyak mati mendadak, menurut warga kematian hewan ternak kerbau ini sudah sering terjadi belakangan ini.
Diketahui kejadian kematian kerbau ini sudah terjadi sejak lima hari terakhir. Wabah yang menyerang hewan ternak jenis kerbau ini membuat pemilik ternak di Kecamatan Pendopo dan sekitarnya menjadi panik. Pasalnya, hanya dengan hitungan hari puluhan kerbau mati mendadak.
Informasi yang dihimpun ada ratusan kerbau yang mati di antaranya di Desa Tanjung Raman ada 50 ekor, Desa Nanjungan berjumlah 54 ekor, dan untuk desa lainnya belum mendapatkan angka pasti.
Usia hewan ternak warga yang dikabarkan mati mendadak itupun disebut bervariatif, mulai dari usia anakan hingga tergolong usia dewasa. Akibat kejadian ini, warga di Kecamatan Pendopo mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Sementara Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Empat Lawang, Hendra Lezi belum bisa dikonfirmasi, saat di kantor tidak ada. (eno)