Urbanisasi Tanpa Keahlian Setelah Lebaran, Bisa Memperdalam Kesenjangan Sosial dan Ekonomi di Kota

--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Istilah urbanisasi, sebenarnya mengadu pada migrasi orang dari pedesaan ke kota. Fenomena ini bisa terjadi setelah hari raya Idulfitri. Sayangnya, urbanisasi orang tanpa keahlian, acapkali menambah masalah sosial dan ekonomi di perkotaan.

”Fenomena mudik sangat erat dengan proses urbanisasi,” kata Dr. I Gusti Ayu Andani, ST MT,  Pakar Tata Kota dari Kelompok Keahlian Sistem Infrastruktur Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung.

BACA JUGA:Digitalisasi Tiket Kapal: Mudik Nyaman Bebas Antri, Berantas Praktek Percaloan

BACA JUGA:Palembang-Indralaya Padat, Sempat Macet 2 Jam, Ramai Pemudik Istirahat di Rest Area

Menurut keterangan resmi Kemenhub, kemacetan di arus mudik 2024 dapat semakin bertambah, dengan jumlah pemudik yang diprediksi mencapai 28,4 juta orang. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 lalu yang mencapai sekitar 18,3 juta orang.

Kata Gusti Ayu, urbanisasi juga dipengaruhi oleh pembangunan yang terpusat di kota-kota besar. Menarik penduduk dari berbagai wilayah untuk mencari pekerjaan dan peluang ekonomi yang lebih baik.

Pada akhirnya, menciptakan konsentrasi penduduk di area perkotaan. Urbanisasi yang cepat dan tidak terkendali dapat menyebabkan tekanan besar pada infrastruktur kota, termasuk sistem transportasi. 

"Mudik dalam skala besar menambah tekanan ini karena sistem transportasi harus menangani volume pergerakan orang yang jauh lebih tinggi dalam waktu singkat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 4 April 2024, lalu.

Masalah perbedaan ekonomi antar wilayah yang menyebabkan migrasi besar-besaran ke kota-kota besar, juga dapat meninggalkan beberapa daerah dengan sedikit pengembangan ekonomi dan pembangunan infrastruktur yang tidak merata. 

Ketika memasuki musim mudik, ketidakseimbangan ini menjadi sangat terlihat karena volume perjalanan yang besar menuju ke wilayah dengan fasilitas dan layanan yang lebih terbatas. 

BACA JUGA:Bukan Kaleng-Kaleng! Posyan Prabumulih Fasilitasi Pemudik dengan Pijat Gratis, Wakapolda: Patut Dicontoh

BACA JUGA:Rest Area Tol Terpeka Penuh Sesak, Pemudik Antusias Manfaatkan Fasilitas Lengkap

Jalur transportasi utama yang menghubungkan kota besar dengan wilayah lain sering kali padat selama periode mudik karena infrastruktur di wilayah lain tidak memadai untuk menangani lonjakan volume perjalanan. 

Tingginya arus urbanisasi bisa memperdalam kesenjangan sosial dan ekonomi, baik di dalam kota maupun antara kota dan desa. "Mudik dapat memperkuat kesadaran tentang ketidaksetaraan ini, karena para perantau menyadari perbedaan yang mereka alami di kota dibandingkan dengan kehidupan di kampung halaman mereka," pungkasnya. (air)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan