https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Waspada Penyakit Autoimun Psoriasis, Bisa Diturunkan dari Orang Tua

AUTOIMUN : Seorang pasien berobat rawat inap di salah satu rumah sakit Palembang karena menderita penyakit autoimun. Penyakit ini dapat diturunkan langsung dari nenek atau orang tuanya.-Foto: Ist-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Penyakit autoimun psoriasis, sebenarnya dahulu dianggap sebagai penyakit peradangan kronik lantaran belum diketahui secara pasti  bagian tubuh mana yang mengalami peradangan. Namun seiring perkembangan teknologi yang canggih bisa diketahui dimana letak auto antigennya. 

"Auto antigennya ada berada di dalam kulit, yaitu anti mikrobial peptide artinya  bahan yang dikeluarkan oleh sel kulit itu sendiri yang tujuannya mengatasi kuman-kuman dan ada keratinnya," jelas dr Nopriyati SpDVE Subsp DAI, Dokter Spesialis Dermatologi Venereologi dan Estetika Subspesialis Dermatologi Alergi Immunologi KSM Dermatologi Venereologi dan Estetika RSMH Palembang, kemarin.  

Lanjut dia, berdasarkan hal itu psoriasis bisa didefinisikan sebagai penyakit peradangan kronis yang dimediasi oleh imun yaitu sel. "Klinisnya berupa penebalan berwarna merah di permukaan kulit disertai sisik, seperti sisik squama seperti keperakkan dan ini berlangsung terus menerus, terutama mengenai daerah punggung-punggung atau istilah kedokterannya bagian extensor bisa di kulit kepala, bisa di siku, lutut, atau pun di telapak tangan dan kaki," ujarnya. 

Selain itu penyakit autoimun psoriasis bentuknya bermacam-macam, seperti psoriasis gutate yang berupa bintil-bintil. Psoriasis jenis ini biasanya muncul pada anak-anak dan remaja, kemudian penyakit ini berkembang lagi menjadi psoriasis morflack. "Apabila dia sudah mengenai daerah yang lebih luas tadi bergabung-bergabung jadi psoriasis plakat," bebernya. 

BACA JUGA:Penyakit Ngorok Serang Ternak Kerbau

BACA JUGA:HEBOH! Wabah Penyakit Sapi Ngorok di Sumatera Selatan, Ini Tanggapan Ahli Penyakit Hewan

Kemudian ada varian psoriasis yang munculnya justru di daerah lipatan, seperti di leher, lipatan payudara, ketiak maupun lipatan paha. Psoriasis jenis ini dinamakan psoriasis infersa. "Ada lagi jenis yang lain, dia khusus mengenai kuku saja namanya psoriasis nail. Ada lagi psoriasis yang hanya mengenai persendian saja, psoriasis arthritis," ujarnya. 

Katanya, proses psoriasis arthritis ini ada yang langsung muncul di persendian, tapi ada yang setelah melalui bertahun-tahun muncul di kulit baru muncul di persendian. "Jadi untuk yang seperti ini, psoriasisnya ada kriteria tersendiri," lanjutnya. Dikatakan, penyakit psoriasis ini sebenarnya banyak ditemukan di negara-negara barat, misalnya di Norwegia karena di negara itu tidak banyak sinar matahari. Negara ini salah satu negara dengan iklim 4 musim. 

Di Asia, katanya, menurut kepustakaan sangat rendah karena di sini khatulistiwa jadi matahari selalu bersinar. “Kita tahu bahwa untuk yang sudut sempit neurobion 311 dipukul 9.00-10.00 WIB itu baik. Jadi kata orang tua jaman dulu berjemur kalau badan tidak sehat," katanya. Namun belakang ini semakin banyak orang terkena penyakit autoimun psoriasis akibat lifestyle atau gaya hidup yang tidak sehat sehingga hampir setiap hari banyak pasien psoriasis datang memeriksakan diri dan berobat ke RSMH Palembang, baik pasien usia muda, menengah maupun usia tua. 

"Termuda ada usia 6 tahun. Ada yang usia belasan dan umumnya antara usia 15-30 tahun. Paling banyak psoriasis di seluruh dunia laki-laki, jadi beda kalau autoimun lupus banyak perempuan," katanya lagi. Lalu apa penyebab munculnya autoimun psoriasis, dia mengatakan setidaknya ada 10 faktor resiko penyebab. Faktor resiko pertama genetik.

BACA JUGA:Siapa Sangka? Lalapan Daun Jengkol Muda Ampuh Lawan Beragam Penyakit, Ini Sederet Manfaatnya

BACA JUGA:Wajib Tau, Intermitten Fasting dan Efeknya Terhadap Risiko Penyakit Jantung

"Jadi ada kecenderungan seseorang menderita penyakit autoimun bisa diturunkan langsung sama bentuknya seperti psoriasis misalnya neneknya ada psoriasis orang tuanya nggak tapi turun di cucunya," bebernya. Faktor risiko lain yakni mengalami stres, baik fisik maupun psikis. "Kalau yang fisik itu misalnya trauma banyak tertekan, kalau kita kerja di kantor di meja, bagian sikunya menekan, atau seseorang yang suka pakai topi nanti muncul di kulit kepala scalp. Kemudian kalau psikis dalam artian karena beban pikir," ujarnya. 

Faktor risiko selanjutnya body mass indek, yakni kondisi bobot atau over weight. Pada orang yang mengalami kegemukan badan sel-sel lemak itu menghasilkan leptine, Leptine yakni sinyal-sinyal dangerous inflamasi yang dikeluarkan dari sel lemak. Faktor  infeksi, infeksi ini bisa infeksi ringan oportunis atau infeksi yang memang cukup berat seperti TB paru serta infeksi di tempat lain. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan