https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Zaman Belanda Dilarang, Bayar Nazar Timpang Kepala Kerbau

TRADISI: Adat timbang kepala kebo atau Sangi artinya niat atau nazar. Kegiatan timbang kepala kebo merupakan cara membayar nazar dengan memotong kebo dan kepala kebo tersebut ditimbang bersama pengantin di hari munggah pernikahan. FOTO: AKDA/SUMEKS--

SUMATERAEKSPRES.ID - Setiap daerah memiliki kebiasaan atau tradisi masing-masing. Salah satunya di Kabupaten Banyuasin.

Disini ada tradisi timbang kepala kebo (besangi) yang merupakan tradisi leluhur peninggalan nenek moyang sejak ratusan tahun lalu bahkan sejak kedudukan zaman Belanda dan Jepang di Banyuasin.  

BACA JUGA:Warisan Sriwijaya: Eksklusivitas Aesan Gede dalam Busana Adat Palembang, Ini Filosofinya!

BACA JUGA:Usher Menikmati Liburan di Bali, Pakai Baju Adat hingga Ikut Yoga

ORANG tua yang mempunyai niat karena sesuatu hal, disebabkan anak sakit tak kunjung sembuh atau suami istri yang menginginkan keturunan biasanya mereka terucap niat atau nazar didalam hati.

"Ketika hajatnya tercapai maka mereka akan menunaikannya dengan menimbang kepala kebo, sapi, ataupun kambing dan dirayakan dihari munggah pernikahan, " kata Kusmawati, S. Pd. I pegiat Seni Budaya Banyuasin

Di zaman kolonial Belanda perayaan adat menimbang kepala kebo bisa dilaksanakan di tengah-tengah masyarakat. Namun ketika Jepang menduduki tidak diperbolehkan menggunakan jenis perayaan apa pun termasuklah menimbang kepala kebo. 

Apabila ketahuan maka masyarakat akan terkena sanksi. Karenanya  banyak masyarakat atau yang berniat untuk menimbang kepala kebo dilakukan secara diam-diam di dalam hutan disaksikan hanya keluarga dan kerabat dekat.

Bila dahulu decing timbangan atau ayunan pengantin hanya terbuat dari bilah kayu dan kepingan papan seperti permainan kayu jungkat-jungkit.

Namun Pemangku Adat Kec. Banyuasin III Alm. Affanul Z. Kheir (1999-2000) memberikan pembaharuan dan mengembangkan pola decing timbangan terbuat dari bahan besi agar lebih kokoh, kuat dan bertahan lama.

Adat timbang kepala kebo dikenal masyarakat Pangkalan Balai dengan sebutan SANGI artinya niat atau nazar. Sedangkan arti timbang kepala kebo adalah membayar nazar dengan memotong kebo dan kepala kebo tersebut ditimbang bersama pengantin di hari munggah pernikahan.

Pelaksanaan adat timbang kepala kebo tidak hanya untuk pengantin, namun juga untuk khitanan, dan syukuran anak.  Mempunyai nilai-nilai budaya (memiliki fungsi yang digunakan untuk menentukan prinsip hidup dan beragama. 

BACA JUGA:TPS Unik, Gunakan Pakaian Adat Cerminan Persatuan Dan Kesatuan Bangsa

BACA JUGA:10 Pulau dengan Penduduk Terpadat di Dunia, 3 Diantaranya Berasal dari Indonesia, Cek Yuk!

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan