https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Investasi Sumsel Dipatok Rp64 T, Penyokong Kedua Tertinggi di Sumatera

JARINGAN LISTRIK : Petugas PLN melakukan perbaikan jaringan listrik di Kota Palembang. Saat ini sektor listrik, gas, dan air masih menjadi penopang investasi yang ada di Provinsi Sumsel.- Foto : EVAN ZUMARLI/SUMEKS -

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Target investasi Provinsi Sumsel tahun 2024 dipatok sebesar Rp64,82 triliun. Angka itu naik tinggi dibandingkan tahun 2023 yang hanya Rp47,48 triliun atau ada kenaikan sebesar Rp17,34 triliun. 

"Target tahun ini hampir Rp65 triliun, kenaikannya memang tinggi dari BKPM karena Sumsel menjadi provinsi penyokong capaian investasi di Sumatera. Sumsel tertinggi nomor 2 di Sumatera setelah Riau, tapi kita di atas Sumut," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumsel, Eko Agusrianto, kemarin. 

Berdasarkan data, kata dia, kontribusi target investasi masih disumbangkan penanaman modal asing (PMA) maupun penanamam modal dalam negeri (PMDN). Kategori sektornya masih sama, yakni berasal dari industri pertambangan, kertas, dan percetakan, listrik, gas, air, dan lainnya.

Sementara realisasi investasi Sumsel sepanjang 2023 yang mencapai Rp 47,48 triliun, mengalami kenaikan 15,5 persen secara yoy (year on year) dibanding tahun 2022 yang hanya Rp41,12 triliun. Angka itu, lanjut Eko, melebihi target RPJMD yang hanya Rp32,37 triliun atau terealisasi 146,68 persen. Namun jika berdasarkan target BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), realisasi Sumsel hanya tercapai 86,33 persen dari target Rp55 triliun. 

BACA JUGA:Berhasil Kendalikan Inflasi, Hingga Permudah Investasi

BACA JUGA:Investasi di Pasar Modal, Lewat Aplikasi RDN di BRImo

"Target BKPM ini naik dari sebelumnya yang hanya Rp45 triliun menjadi Rp55 triliun pada 2023. Tapi acuan kita tetap pada RPJMD dan itu sudah tercapai," katanya. Realisasi investasi pada 2023 disebutnya berasal dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp21,88 triliun atau 46,08 persen. Angka itu secara yoy naik 24,32 persen. Sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp25,6 triliun atau 53,92 persen. Angka itu naik 8,84 persen secara yoy dibandingkan 2022. 

Secara sektoral, ada 5 besar industri yang memberi kontribusi. Yakni industri kertas dan percetakan Rp11,75 triliun, pertambangan Rp8,32 triliun, listrik, gas dan air Rp6,98 triliun. Kemudian industri makanan Rp4,07 triliun dan tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp3,8 triliun.

"Untuk PMA, ada 5 daerah yang betkontribusi terhadap capaian investasi. Seperti dari OKI mencapai Rp11,9 triliun atau 54,37 persen, Muara Enim Rp4,32 triliun (19,73 persen), OKU Rp2,41 triliun (11,01 persen), Muba Rp885 miliar (4,04 persen), dan Palembang Rp649 miliar (2,97 persen)," ungkapnya. 

Untuk PMA negara yang berinvestasi berasal dari Singapura Rp13,44 triliun, Tiongkok Rp4,53 triliun, Hongkong dan Tiongkok Rp 1,67 triliun, Jepang Rp 818 miliar dan Malaysia Rp410 miliar. Sementara PMDN, kontribusinya berasal dari Palembang yang mencapai Rp5,5 triliun (21,47 persen), Muara Enim Rp3,91 triliun (15,26 persen), Lahat Rp3,04 triliun (13,3 persen), Banyuasin Rp3,09 triliun (12,09 persen), dan PALI Rp2,11 triliun (8,23 persen). (yun/fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan