Ramadan dan Kita

Oleh: Karno, S.Si Pembina Komunitas Payo Mengaji Empat Lawang-Foto: Ist-

SUMATERAEKSPRES.ID - Sekali lagi bersyukur kita kepada Allah Swt, masih diberi umur dan kesempatan serta dimudahkan oleh Allah Swt untuk dapat menjalankan ibadah di bulan yang mulia ini. Baik puasa, salat Tarawih, tilawah Alquran dan ibadah yang lainnya. Sementara banyak  umat Islam yang diberi umur dan kesempatan di bulan Ramadan ini tapi sangat sulit untuk dapat beribadah dengan baik. 

Masih ada saja orang yang enggan untuk melaksanakan kewajiban puasa di bulan Ramadan. Parahnya lagi, keengganan tersebut ditampakkan dengan terang-terangan. Ada lagi yang berpuasa, tapi salat wajibnya masih bolong-bolong. Bahkan tidak sama sekali. 

Atas dasar itulah, maka kita sudah seharusnya mensyukuri nikmat dari Allah Swt. Dimudahkan dalam beribadah, khususnya ibadah di bulan Ramadan. Kalaulah bukan karena pertolongan Allah Swt, sulit rasanya bagi kita untuk mampu menjalankannya. Dengan modal kesyukuran inilah kemudian sedikit demi sedikit Allah Swt senangkan kita dalam menjalankan setiap ibadah.

Bahkan kecenderungan untuk menambah ibadah itu bertambah. Berapa banyak orang yang enggan salat malam, tapi ketika di bulan Ramadan ramai orang melaksanakan salat Tarawih. Bahkan sebelum sahur pun ada saja yang menyempatkan untuk salat tahajud.  Di hari biasa, berapa lembar Alquran yang kita baca, mungkin dalam setahun hanya satu kali khatam atau bahkan tidak sama sekali.

BACA JUGA:Ramadan Menempa Insan Polri Kembali ke Jati Diri, Ini Harapan Kapolda Sumsel

BACA JUGA:Sambut Ramadan, Bukit Asam (PTBA) Salurkan 10.000 Paket Sembako

Paling kita baca ketika ada acara kematian dan malam Jumat dengan membaca surat Yasin. Tapi ketika Ramadan, riuh di telinga kita orang mengaji, dari toa masjid yang satu ke masjid yang lain. Saling bersaut-sautan. Belum lagi semangat untuk zakat, infak dan sedekoh. Bahkan ramai kegiatan bagi-bagi takjil (untuk buka puasa) bagi yang skala kecil (air minum, es buah, kurma, dll) sampai makan besar. Ini membuktikan kebenaran sabda baginda Rasulullah Saw. 

Dengan kondisi ini harapnya kita semua benar-benar terlatih dan terbiasa untuk malaksanakan ibadah kepada Allah Swt. Sebagai wujud dan pembuktian kita sebagai hamba-Nya. Bukankah Allah Swt menciptakan manusia, salah satu tupoksinya ialah untuk menyembah Allah Swt. 

Sebagai mana firman Allah Q.S. Adz Zariyat(51) ayat 56 yang artinya: “Dan tidaklah kuciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. Juga dalam Q.S. Al Baqarah (2) ayat 21, yang artinya :” Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa”. 

Dengan semua godaan nafsu dari dalam dan godaan dari luar (life style/ gaya hidup, isme-isme menyesatkan, dan godaaan lainya) sedikit demi sedikit menjauhkan kita dari hakikat kemanusiaan kita sebenarnya, dengan mencabut sifat kehambaan kita, dan parahnya sifat kehambaan ini di arahkan ke lainnya (harta, tahta, wanita dan gemerlap dunia lainnya). 

BACA JUGA:Tetap Buka di Bulan Ramadan, Dari Belasan LC Polisi Dapati 2 Orang Masih Anak Bawah Umur

BACA JUGA:Ramadan Sehat Bertajuk “The Taste of Sahara”, Sajikan Paket Buka Puasa Ala Timteng

Bulan Ramadan mengembalikan sifat menghamba itu kembali kepada Allah Swt saja. Bukankan ini tujuan dari kewajiban puasa di bulan Ramadan, sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. Al Baqoroh (2) ayat 183, yang artinya “Wahai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu perpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa”.

Definisi sederhana dari taqwa  adalah kemampuan menjalankan semua yang Allah Swt wajibkan, dan menjauhi apa yang Allah Swt larang untuk dikerjakan. Dan Ramadan melatih kita untuk bisa dan terbiasa dalam menjalankan ibadah kepada Allah Swt saja. Semoga bulan Ramadan kali ini menjadi Ramadan yang terbaik bagi kita. Dan pada akhirnya kita dilayakkan untuk menyandang gelar takwa. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan