Telusuri Penyebab Harga Bahan Pokok Naik, Mendagri Minta Distributor Tidak Menahan Barang

PEDAGANG SAYUR: Seorang pedagang sayur mayur di pasar tradisional Palembang. Jelang Ramadan, harga beberapa bahan pokok mulai merangkak naik.-Foto : KRIS SAMIAJI/SUMEKS -

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID – Kementerian Perdagangan tak bisa mengelak. Sejumlah bahan pokok alami kenaikan harga. Menteri Perdagangan (Mendag)  Zulkifli Hasan mengaku akan menelusuri penyebabnya.  Selain beras, harga bahan pokok seperti cabai hingga telur terpantau melonjak tajam. 

”Nanti kita lihat apa sebabnya,” ucap dia.  Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Isy Karim sempat mengatakan kalau kenaikan harga cabai terjadi lantaran adanya gangguan produksi di beberapa wilayah akibat perubahan iklim. 

Dia berharap gangguan produksi tidak berlangsung lama sehingga pasokan cabai akan kembali terpenuhi dan harga terkendali memasuki periode Ramadan hingga Lebaran 2024. ”Apabila tidak terjadi gangguan panen, maka diprediksi pasokan akan dapat terpenuhi dan harga dapat terkendali lagi,” jelas dia.

Terpisah, Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Reynaldi Sarijowan mengamini, kenaikan harga bahan pokok tidak hanya terkonsentrasi pada komoditas beras. Tapi juga cabai merah hingga minyak goreng.  Pihaknya mencatat, daging ayam ras juga sudah mulai terjadi di sejumlah daerah karena tingginya permintaan pasar. 

”Hal ini sejalan dengan situasi Indonesia yang akan memasuki bulan suci Ramadan,” imbuhnya.

BACA JUGA:Pembeli Mengeluh, Pedagang Pusing, Bahan Pokok Merangkak Naik Jelang Puasa

BACA JUGA:Lebih Murah Rp20 ribu dari Harga Normal, Pasar Pasar Murah Ini Jual 2 Bahan Pokok

Ketidakstabilan pasokan ditambah dengan harga yang tinggi membuat pedagang mengalami penurunan omzet. ”Perhitungan kami keuntungan pedagang sudah turun 45 sampai 50 persen dampak kenaikan harga,” imbuhnya. 

Dari data Early Warning System (EWS) yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), ketersediaan aneka cabai di bulan Februari ini aman. Produksi cabai rawit utama yang berasal dari Kabupaten Malang diprediksi sebanyak 15.233 ton, di Temanggung sebanyak 7.200 ton, dan di Garut sebanyak 6.950 ton. 

Kemudian, untuk komoditas cabai besar, produksi utamanya berasal dari Kabupaten Sleman sebanyak 17.028 ton, Garut sebanyak 9.466 ton, dan Bandung sebanyak 3.795 ton. Karenanya, Direktorat Jenderal Hortikultura optimis pasokan cabai untuk tahun 2024 bakal tercukupi dan aman.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan, Andi Muhammad Idil Fitri mengungkapkan, pihaknya bersama dengan petani champion memastikan telah mengamankan pasokan cabai, khususnya menjelang bulan Ramadan. Menurutnya, dengan kondisi pertanaman cabai mulai banyak di wilayah sentra, masyarakat tidak perlu khawatir tentang ketersediaan cabai. 

 Meski begitu, pihaknya tetap menyiapkan sejumlah langkah antisipasi menghadapi kenaikan harga yang biasa terjadi jelang Ramadan dan Idulfitri. Salah satunya, melalui kebijakan pengamanan buffer stok atau penggunaan skema dengan tujuan untuk menstabilkan harga di pasar yang fluktuatif.

BACA JUGA:Inflasi Bahan Pokok Bikin Repot, Pasar Murah, Pemda Bisa Gunakan Anggaran Bansos- Belanja Tak Terduga

BACA JUGA:Turun Langsung Ke Pasar Pastikan Harga Kebutuhan Bahan Pokok. Ini Kata Ratu Dewa!

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan