Semakin Ujung Terpotongnya Penis, Semakin Sulit Penyambungan dan Terancam Tidak Berfungsi Lagi, Ini Alasannya
dr. Marta Hendry, SpU(K), MARS. -FOTO: IST-
SUMATERAEKSPRES.ID - DOKTER Spesialis Urologi RSMH Palembang, dr. Marta Hendry, SpU(K), MARS, menjelaskan untuk kasus penis yang terpotong, secara medis tergantung posisi pemotongan dan lamanya waktu dibawa ke dokter atau rumah sakit yang mampu melakukan reinflantasi (penyambungan).
"Jadi kalau motongnya di pangkal, artinya kemungkinan masih bisa disambung. Dengan rekonstruksi yang bagus, masih bisa berfungsi penisnya,” terang dr Marta, kemarin.
Namun jika terpotongnya di bagian ujung, maka akan agak sulit untuk yang terpotong itu bisa hidup lagi. “Karena semakin ke ujung, pembuluh darahnya semakin kecil. Dan agak sulit menyambungnya, sehingga penis yang disambung akan menjadi hitam dan mati,” jelasnya.
Selain itu, posisi pemotongan juga menentukan tingkat keberhasilan penyambungan. "Jika pemotongannya tajam jadi lukanya clean (bersih), penyambungan akan lebih baik. Dibanding dengan pemotongan dibacok atau dicincang, akan semakin sulit penyambungan," ulas dr Marta.
BACA JUGA:NGILU! Diduga Main Perempuan, Seorang Istri di Muba Nekat Potong 'Burung' Suami
BACA JUGA:Cegah KDRT, Tri Tito Karnavian Lewat Sosialisasi Keluarga Sadar Hukum
Dia menambahkan, lamanya waktu antara pemotongan sampai dibawa ke rumah sakit yang mampu melakukan reinflantasi (penyambungan), tidak lebih dari 6 jam. Dibawa juga sesuai syarat-syaratnya.
“Seperti barang (potongan) yang dibawa dicuci dengan air bersih. Kalau bisa pakai NaCl fisiologis, dan dimasukkan dalam bungkus plastik. Kemudian masukkan dalam termos yang ada es batunya, dikirim ke rumah sakit terdekat," paparnya.
Sebab, jika penis yang terpotong tersebut dibawa dalam keadaan kotor tanpa es, maka akan cepat rusak. "Lalu apakah berfungsi atau bisa hidup lagi? Itu juga tergantung posisi dipotongnya.
BACA JUGA: Istri Minta Cerai Dibakar Suami, Tidak Tahan Alami KDRT, Kondisi Luka Bakarnya Mengenaskan
Kalau dipotong pangkal, artinya kemungkinan untuk bisa berfungsi akan tinggi. Tapi kalau posisi di ujung, akan mati karena pembuluh arterinya susah nyambung," bebernya.
Terpisah, dokter spesialis sub divisi dermatologi Infeksi RSMH Palembang, Dr. dr. Fifa Argentina Sp.KK, menambahkan bahwa daerah kelamin itu banyak pembuluh darah. Jika terpotong, maka akan mengalami perdarahan dan bisa mengganggu persyarafan di sekitarnya.
"Jika tidak segera mendapat pertolongan, bisa mengakibatkan fatal dan mengganggu fungsinya. Bahkan jika terpotong total dan terlambat mendapat pertolongan medis, bisa diamputasi," jelasnya. (nni/air/)