Tantangan Pendidikan Tinggi Keagamaan di Era Kekinian

Oleh : Prof Dr Saipul Annur.M.Pd Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang-Foto: Ist-

SUMATERAEKSPRES.ID - Pendidikan tinggi keagamaan merujuk kepada tahap pendidikan yang berada di atas tingkat pendidikan menengah atau atas. Ini mencakup berbagai jenis lembaga pendidikan seperti pendidikan tinggi yanga ada: universitas, institut, akademi, dan sekolah tinggi. Tujuan pendidikan tinggi adalah untuk memberikan pendidikan lanjutan dan keterampilan khusus kepada siswa dalam berbagai bidang studi, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, seni, humaniora, keagamaan, dan lainnya.

Pendidikan tinggi biasanya terdiri dari program sarjana (S1), program magister (S2), dan program doktor (S3). Namun, dalam beberapa kasus, pendidikan tinggi juga mencakup program-program pendidikan non-gelar misalnya: pelatihan profesional,pengembangan keterampilan, pengabdian, dan pengetahuan tambahan lainnya.

Pendidikan tinggi memainkan peran penting dalam persiapan individu untuk karir profesional, memperluas wawasan intelektual, dan mendorong penelitian serta inovasi di berbagai bidang. Selain itu, pendidikan tinggi juga merupakan faktor kunci dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya suatu negara.

Tantangan pengelolaan pendidikan tinggi keagamaan di era kekinian membutuhkan strategi dan pemahaman yang komprehensif terhadap kebutuhan dan perubahan global yang telah mendorong perkembangan knowledge society dan knowledge based economy. Perkembangan inilah yang oleh Alvin Toffler disebut sebagai “Gelombang Industri Ketiga”, yang dimulai dengan pertumbuhan pesat industri yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi.

BACA JUGA:11 Panduan Membuat CV untuk Beasiswa Pendidikan

BACA JUGA:Kaka Slank Berharap Pendidikan bisa Gratis di Indonesia

Perubahan populasi mahasiswa yang variatif lebih diakibatkan oleh terbukanya arus informasi tentang keberadaan eksistensi pendidikan tinggi secara luas. Oleh karena itu, diperlukan model baru pemasaran pendidikan tinggi keagamaan yang berorientasi kebutuhan user (pengguna) dengan memberikan informasi yang tepat tentang keunggulan pendidikan tinggi keagamaan yang dikelola dan luarannya.

Perubahan-perubahan kekinian dalam dunia pendidikan tinggi harus mengikuti adanya zaman yang berubah. Perubahan kebijakan pemerintah tentang pendidikan tinggi memberikan dampak signifikan terhadap pengelolaan pendidikan tinggi. Diperlukan kemampuan para pengelola membaca peluang dan pengembangan yang lebih inovatif untuk memajukan pendidikan tingginya, dengan meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan maupun mahasiswa atau elemen pendidikan tinggi lainnya yang lebih humanis dan profesional. 

Dalam kontek kurikulum merdeka menjadi bagi pendidikan tinggi keagamaanmencari alternatif model pembelajaran yang lebih dinamis. Bisa menggunakan pembelajaran hybrida dan kerja nyata atau magang mahasiswa yang dapat dikonversi dalam jumlah SKS untuk meraih gelar sarjana.Tentu untuk penguatan itu semua yang tidak boleh dilupakan adalah kemampuan pendidikan tinggi keagamaan membangun kemitraan dan konektivitas dengan berbagai pihak melalui kerjasama yang setara baik dalam dan luar negeri.BACA JUGA:Infrastruktur, Pendidikan, Ambulance hingga Stabilisasi Tegangan Listrik yang menjadi Serapan Aspirasi Herman

BACA JUGA: Kolaborasi Mendagri dan KPK: Pendidikan Antikorupsi Mulai Dini

PT dan Tantangan Kekinian

Ragam uraian di atas, maka pada hakikatnya pendidikan tinggi keagamaan di era kekinian dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks dan beragam. Beberapa tantangan utama yang dihadapi pendidikan tinggi keagamaan saat ini antara lain: 

Pertama, penerapan teknologi dalam pemberlajaran. Maksudnya adalah integrasi teknologi dalam pembelajaran menjadi sebuah keharusan. Namun, tantangan muncul dalam mengelola teknologi tersebut secara efektif agar dapat meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa dan mencapai tujuan pendidikan. Kondisi ini karena adanya perubahan fleksebelitas dalam pembelajaran. Perubahan dalam kebutuhan dan preferensi belajar mahasiswa menuntut pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel. Ini mencakup pengembangan program pembelajaran jarak jauh dan penggunaan model pembelajaran berbasis proyek

Kedua, kurikulum pembelejaran yang relevan. Pendidikan tinggi yang mengutamakan kurikulum adalah . Pendidikan tinggi dihadapkan pada tekanan untuk memastikan bahwa kurikulum yang disajikan relevan dengan tuntutan pasar kerja dan kebutuhan industri. Tantangan ini mencakup penyesuaian dengan perkembangan teknologi dan tren global

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan