Minyak Subsidi Lampaui HET
*Dijual Rp15 Ribu/Liter, Pedagang Bisa Disanksi
PALEMBANG - Setelah sempat mengalami kelangkaan, pemerintah akhirnya kembali mengguyur minyak subsidi MinyaKita ke pasaran. Pantauan Sumatera Ekspres, MinyaKita saat ini sudah dijual pedagang pasar tradisional di Pasar Km 5, kemarin (11/2). Terlihat minyak subsidi itu ditumpuk pedagang yang buka lapak persis di bagian gerbang masuk Pasar Km 5. Harganya sudah dilabeli Rp15 ribu per liter.
Nyatanya masih di atas HET (harga eceran tertinggi) yang seharusnya Rp14 ribu per liter. “Baru masuk 1-2 hari ini MinyaKita, tapi saya jual Rp15 ribu per kemasan satu liter karena harga dari distributornya juga sudah mahal,” ujar Irawan (32), pedagang minyak goreng, kemarin. Dia mengaku tidak bisa menjual harga sesuai HET lantaran harga dari distributornya sudah lebih tinggi, sehingga dengan harga Rp14 ribu, Irawan tidak memperoleh untung.
Tapi untuk minyak kemasan, MinyaKita subsidi Pemerintah ini sudah lebih murah dari minyak goreng merek lainnya, seperti Fortune yang dia jual Rp17 ribu per liter, lalu minyak M&M Rp15.500 per liter. “Meskipun saya jual Rp15 ribu, tapi di lapak saya masih lebih murah dibanding toko-toko pasar tradisional yang ada. Boleh dicek,” tuturnya. Sejauh ini, lanjutnya, peminat konsumen membeli MinyaKita cukup tinggi, karena stok yang dia bawa selalu habis apalagi nanti menjelang bulan puasa. “Mungkin saya juga nanti akan menyetok minyak goreng lebih banyak,” bebernya. BACA JUGA : Penting Dicoba! Psikolog Bagikan Tips Mencegah Penculikan Anak
Untuk minyak curah sendiri, kata Eka, pemilik warung di Pasar Km 5, minat masyarakat curah cukup tinggi, sebab harganya lebih murah selama ini dibanding harga minyak kemasan. “Peminatnya tinggi karena selisih harganya juga cukup jauh seperti halnya MinyaKita,” katanya, kemarin.
Dikatakan, minyak goreng curah saat ini dijual seharga Rp15.500 per liter, sementara minyak goreng kemasan dijual mulai Rp17.000 per liter. “Karena antusias yang besar, stok minyak goreng curah kami cepat habis. Sekarang konsumen mulai membeli minyak goreng kemasan lagi,” ucapnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel, Ir Ruzuan Effendi MM menjelaskan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan distributor dan penyalur minyak goreng supaya memastikan pasokan migor terpenuhi. “Kami telah meminta distributor dan penyalur untuk bisa meningkatkan pasokan migor ke pasar-pasar dan pengecer sehingga migor selalu tersedia dalam jumlah yang cukup. Dengan begitu, kami berharap agar harganya bisa stabil,” ucapnya.