9 Kebiasaan Buruk yang Bikin Umur Pendek, Apa Saja?
Ilustrasi artikel 9 Kebiasaan Buruk yang Bikin Umur Pendek-Foto: freepik-
Tekanan darah meningkat, detak jantung Anda meningkat, dan tubuh melepaskan hormon stres kortisol saat Anda mengalami emosi negatif. Perlu diingat bahwa kortisol dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Selain itu, fakta bahwa orang yang sangat khawatir atau takut akan kematian dapat membuat mereka "lebih dekat pada kematian". Serangan teroris, kanker, bencana alam, virus, dan lainnya adalah salah satu dari banyak hal yang dapat membunuh manusia. Seseorang yang terlalu paranoid tentang kematian dapat menjadi lebih cemas dan akhirnya melakukan pembunuhan perlahan.
6. Melakukan peregangan leher
Banyak orang menggunakan peregangan leher untuk merelaksasi. Namun, kebiasaan ini dapat menyebabkan masalah serius, seperti stroke, jika dilakukan terlalu sering atau tanpa pengetahuan yang tepat.
Pada 2019, studi kasus yang dikutip Science Alert menunjukkan bahwa meregangkan leher seorang pria berusia 28 tahun dapat menyebabkan pembekuan darah dan stroke setelah dia mengalami leher terjepit dan kemudian mengalami stroke berat.
7. Banyak Hutang dan Boros
Memiliki masalah keuangan dapat terjadi karena boros dan banyak utang. Ternyata, hal ini dapat menyebabkan penyakit jantung.
Orang tua yang hidup dari gaji ke gaji tanpa cukup uang untuk keadaan darurat memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi, menurut sebuah studi tahun 2014 di BMC Public Health. Orang yang lebih berhati-hati dengan uang mereka cenderung tidak mengalami stres finansial yang berbahaya.
8. Tidak Suka Makanan yang Pedas
Jika kalian mungkin tidak akan hidup lebih lama jika kalian selalu menghindari makanan pedas.
BACA JUGA:Jangan Disepelekan! Studi Terbaru Ungkap Perjalanan Harian Lebih dari 1 Jam Bisa Picu Depresi
Menurut penelitian Harvard Health, Orang yang makan makanan pedas setiap hari memiliki peluang kematian 14% lebih rendah daripada orang yang makan makanan pedas hanya seminggu sekali.
Mengonsumsi makanan pedas dapat menurunkan risiko kanker, penyakit jantung iskemik, dan gangguan pernapasan.
Selain frekuensi makanan pedas yang dikonsumsi, sumber dan jenis makanan pedas yang dikonsumsi juga berpengaruh. Konsumsi cabai segar menurunkan risiko kanker, penyakit jantung, dan diabetes dibandingkan dengan konsumsi cabai yang telah dikeringkan.