Pahami Bila Anda Terkena Alergi Makanan. Tak Sembuh ke Dokter

ALERGI MAKAN : Ketika sistem kekebalan tubuh keliru akibat alergi makan maka dianggap protein di dalam makanan tertentu sebagai ancaman bagi tubuh.--

Jika pasien alergi terhadap jenis makanan tadi, maka dalam kurun waktu tersebut pasien tidak akan mengalami reaksi alergi. Namun, reaksi alergi akan kembali muncul bila makanan tersebut kembali dikonsumsi.

Lantas bagaiaman pengobatan alergi makanan ? Cara terbaik untuk mengatasi alergi makanan adalah dengan menghindari makanan penyebab alergi. Meski demikian, seseorang mungkin saja mengonsumsi makanan tersebut secara tidak sengaja.

BACA JUGA:Menu Kaya Nutrisi untuk Kura-Kura: Ini Variasi Makanan yang Wajib Dicoba Agar Kura-Kura Kesayanganmu Sehat!

BACA JUGA:Penggemar Durian Harus Tau? Ini 10 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan Si Raja Buah

Bila hal ini terjadi, ada beberapa obat yang bisa digunakan untuk meredakan gejala. Jika gejala yang muncul tergolong ringan, penderita bisa menggunakan antihistamin yang dijual bebas.

Bila gejala masih terasa, penderita bisa ke dokter agar diberikan antihistamin dengan dosis lebih tinggi. Bila muncul gejala anafilaksis, penderita harus dibawa ke IGD rumah sakit untuk diberikan suntikan epinephrine.

Setelah gejala hilang, dokter akan meminta pasien untuk selalu membawa suntikan tersebut. Penting untuk memahami cara menggunakan suntik epinephrine bila gejala alergi makanan yang Anda alami cukup parah.

Selain itu, ajari juga orang-orang yang sering berada di dekat Anda, misalnya keluarga atau rekan kerja, mengenai cara menggunakan suntikan tersebut bila Anda terserang anafilaksis.

BACA JUGA:Inilah 6 Jenis Makanan Bagi yang Lagi Menjalani Diet

BACA JUGA:Penggemar Durian Harus Tau? Ini 10 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan Si Raja Buah

Pastikan untuk mengganti epinephrine sebelum masa kedaluwarsa dan ganti alat suntiknya bila sudah tidak berfungsi dengan baik.

Untuk komplikasi alergi makanan maka pada kasus yang parah, alergi makanan dapat menyebabkan anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang dapat berbahaya. Anafilaksis dapat berlangsung beberapa menit bahkan detik setelah terpapar pemicu alergi.

Sedangkan untuk pencegahan alergi makanan adalah dengan menghindari makanan yang dapat memicu alergi. Hal ini mungkin sedikit merepotkan bagi penderita, tetapi tetap perlu dilakukan untuk menghindari kondisi yang lebih serius.

Lakukan langkah-langkah berikut ini guna mencegah reaksi akibat alergi makanan yakni baca kandungan apa saja yang terdapat pada tiap kemasan makanan yang hendak dikonsumsi.

BACA JUGA:Menggugah Selera, 10 Makanan Ini Enak Disantap Saat Hujan

BACA JUGA:3 Makanan Tradisional yang Bisa Diolah dari Buah Durian, Dijamin Enaknya Buat Ketagihan!

Bawa makanan ringan bebas alergi jika ingin ke luar rumah. Hal ini akan membantu bila Anda sulit menemukan makanan bebas alergi. Bila ingin makan di restoran, beritahu pelayan atau juru masak tentang makanan apa saja yang tidak boleh dikonsumsi.

Pastikan makanan yang dibeli di luar tidak diolah dan disajikan di tempat yang sebelumnya digunakan untuk mengolah makanan pemicu alergi.

Kenalkan bayi pada makanan penyebab alergi, seperti kacang, untuk menurunkan risiko terjadinya alergi makanan tersebut di kemudian hari.

Anda juga perlu mengenakan gelang khusus yang mencantumkan bahwa Anda menderita alergi makanan. Gelang ini akan membantu saat muncul reaksi alergi dan Anda kesulitan untuk berkomunikasi.

BACA JUGA:Ini Bahayanya Jika Makanan Bersantan Dipanaskan

BACA JUGA:Makanan Kekinian, Chiki Bull

Bila reaksi alergi makanan cukup parah, konsultasikan dengan dokter tentang perlunya membawa suntik epinephrine. (rf)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan