Kendalikan Inflasi Launching GPISS, Inisiasi Pj Gubernur Sumsel, Pertama di Indonesia
PASAR MURAH :: Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni berbincang dengan seorang pedagang yang ikut berjualan dalam kegiatan launching GPISS, Gerakan Pangan Murah dan Pasar Murah di halaman Denpom II/4 Palembang, kemarin (29/1). -FOTO: HUMAS PEMPROV-
“Saya juga ucapkan terima kasih kepada Bupati/Walikota, Ketua PKK, Dharmawangsa dan organisasi wanita lain yang telah bersama-sama ikut mendukung dan melaksanakan kegiatan hari ini. Terima kasih juga kepada BUMN, BUMD, perbankan, dunia usaha, seluruh instansi vertikal, terutama TPID Kabupaten/Kota serta seluruh pihak termasuk sekolah, remaja, tokoh muda, masyarakat yang terus bergerak dalam melaksanakan pengendalian inflasi ini,” tandasnya.
Kepala Biro Ekonomi Sumsel, Hengky Putrawan menambahkan pasar murah di Palembang dipusatkan di Lapangan Kantor Den POM II/4 Palembang. Masyarakat pun cukup antusias dengan program ini. Terbukti lima ribu warga datang berbelanja kemarin. “Karena memang berbagai bahan pokok dijual jauh lebih murah dari harga pasaran Rp3 ribu hingga Rp10 ribu/kg," tegasnya.
Sejumlah bahan pokok yang dijual dengan harga subsidi itu, di antaranya cabai merah dijual Rp24 ribu/kg, bawang merah Rp10 ribu/kg, bawang putih Rp20 ribu/kg, gula pasir Rp13 ribu/kg, beras Rp10 ribu/kg, dan telur Rp24 ribu/kg. "Masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau," tuturnya.
BACA JUGA:Gerakan Pangan Murah Bisa 2 Kali Sebulan, Pengendalian Inflasi Kian Masif
BACA JUGA:Sumsel Gelar Pasar Murah Demi Cegah Inflasi, Catat Jadwalnya
Pihaknya berharap kegiatan ini dapat menjaga pasokan dan kebutuhan pokok. "Program ini bakal kita gelar selama Triwulan I 2024 dan kami akan terus evaluasi," papar dia. Ia menambahkan GPISS menjadi langkah konkret Pemprov Sumsel yang diinisiasi langsung Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni untuk menekan laju inflasi, terutama di Kabupaten Muara Enim, Kota Palembang, Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). “Program ini digelar di setiap daerah sehingga merata,” ucap dia.
Hadir dalam launching GPISS kemarin secara fisik dan virtual, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian RI, Andi Muhammad Idil Fitri, Danrem 044/Gapo Brigjen TNI Muhammad Thohir, Direskrimusus Polda Sumsel Bagus Suropratomo Oktobrianto dan Koordinator Datun Kejati Naungan. Lalu, Danpom II Sriwijaya Kolonel Cpm Dr. Azmil Umur, Denpom II/4 Pomdam II Sriwijaya Mayor Cpm Haryadi Budaya Pela, Ketua KPPU RI M Fanshirullah Asa dan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, H Latief.
Bagaimana di daerah? Di Muba, operasi pasar murah berlangsung di halaman Kantor Camat Sekayu, kemarin (29/1). Total 1.600 paket sembako disiapkan. Pj Bupati Muba, H Apriyadi Mahmud diwakili Pj Sekda Muba, Musni Wijaya mengatakan GPISS ini untuk mendukung pengendalian inflasi daerah dan menjaga stabilitas harga barang, serta menjamin keamanan ketersediaan stok barang.
BACA JUGA:Kendalikan Inflasi, Pemkab Panen Cabai
BACA JUGA:Tekan Inflasi, Gelar Pasar Murah Simultan
"Pemkab Muba terus mengupayakan kebutuhan bahan pokok masyarakat tetap tersedia, cukup, dan harga terkendali melalui GPISS ini. Kita harap kegiatan ini memberikan manfaat bagi masyarakat dalam memperoleh kebutuhan pokok dengan harga lebih murah," ucapnya.
Ia pun berharap Perum Bulog yang turut serta bisa menyelenggarakan kegiatan sampai ke seluruh kecamatan. “Total komoditi beras yang disiapkan 8 ton, harga per paket beras dan minyak goreng Rp69.000, beras-tepung terigu Rp65.000,” tuturnya.
Pj Wali Kota Palembang, Drs H Ratu Dewa MSi sesuai arahan Mendagri dan Presiden untuk kepala daerah, pihaknya ikut berusaha mengendalikan inflasi. “Dalam hal ini beberapa komoditas menjadi fokus kita, seperti cabai kita mulai dengan gerakan menanam cabai, begitupula komoditi lainnya," katanya.
Kemudian memberikan bantuan sosial (bansos) di kantong-kantong kemiskinan yang ada di Kota Palembang. "Sudah selesai kita laksanakan, lebih dari 18 ribu paket sembako kita bagikan ke masyarakat, baik kategori miskin ekstrem maupun keluarga yang ada anak balita stunting," jelasnya.